Friday, January 25, 2013

Peristiwa Rem Blong


Puji Tuhan. Puji Tuhan. Puji Tuhan.
Segala puji pada-Nya. Segala ucap syukur pada-Nya.

Satu hari masih direstui oleh-Nya. Tubuh ini masih diberikan keselamatan oleh-Nya. Segala puji dan syukur pada-Nya.

Bukan tiba-tiba sok religius, tapi kadang kita perlu teguran untuk ingat pada-Nya. Hari ini, rem motor yang saya kendarai tiba-tiba blong di jalanan yang menurun. Bagaimana tidak panik, rem tidak berfungsi sedangkan laju kendaraan tiba-tiba makin cepat. Pun saya membawa motor teman dan seorang teman lain duduk di belakang saya. Puji Tuhan kaki masih bisa berfungsi sebagai rem meski baru berapa meter kemudian motor berhenti dengan aman, di halaman sebuah rumah.

Dada seketika berdegup dengan kencang, tangan dan kaki langsung bergetar dengan hebat. Karena ketika terasa rem tidak berfungsi, pikiran buruk datang bertubi-tubi, ‘bagaimana kalau...?’, ‘bagaimana kalau...?’, ‘bagaimana kalau...?’. Teman-teman yang lain segera menghampiri dan menenangkan. Puji Tuhan. Lagi-lagi Puji Tuhan dan takhenti Puji Tuhan. 

Dua pemuda keluar dari rumah dan bertanya ada apa. Seketika mereka membantu, menyiramkan air pada rem depan. Asap segera keluar dan rem bisa berfungsi kembali. Katanya sudah biasa, rem motor matic akan panas apalagi di jalanan seperti tempat itu.

Segera saya berpindah posisi, saya yang diboncengi teman saya, pemilik motor. Bukannya tidak percaya, tapi saya selalu tidak nyaman jika diboncengi apalagi di medan yang jalanannya turun seperti itu.

Beberapa jam kemudian, posisi kembali seperti semula. Saya memboncengi teman saya yang tadi saya bonceng ketika peristiwa rem blong terjadi. Katanya semua ini memang sudah rencana Tuhan. Meskipun rem blong, tapi kita masih bisa berhenti di tempat yang tepat dan dibantu oleh orang yang tepat. Ya, semua pasti ada campur tangan Tuhan. Puji Tuhan.

Hari ini, saya bersama beberapa teman mengunjungi salah satu tempat yang tinggi di kawasan Cicaheum, Bandung. Tujuan kami Warung Daweung. Tinggi karena beberapa kali teman saya harus turun dan berjalan kaki karena motor tidak kuat membonceng. Kinerja motor meningkat karena jalanan yang memang menanjak. Pake banget!

Perjalannya memang sebanding dengan tempat tujuan. Pemandangan yang ditawarkan menyenangkan. Udara begitu segar dan suasana jauh dari kebisingan. Tidak menyesal akhirnya ikut ke sana.

Pada akhirnya, lagi-lagi, Puji Tuhan. Saya masih bisa selamat dan bisa berbagi kisah ini pada kalian. Bahkan ketika membayangkan kejadian itu pun saya masih berdebar kencang. Tangan ini serasa merasakan bagaimana tiba-tiba rem tidak berfungsi meski sudah berkali-kali ditekan.

Puji syukur bagi-Mu, Tuhan.

NB: Maaf dan terima kasih padamu si empunya motor dan padamu yang aku boncengi.

Jatinangor, 24 Januari 2013

Tuesday, January 15, 2013

Pada Hujan

meski ragu
tanah merah di bawah kakimu rindu hangat matahari


Selamat sore, Hujan. Jangan terlalu lama turun, nanti rumahku kedatangan genangan air yang tinggi.
Sampaikan pesan pada Awan, jangan bersedih. Besok Matahari pasti berkunjung.

Tuesday, January 1, 2013

Selamat Tiba 2013

Selamat tiba 2013. Harapku agar kau senantiasa baik tiap harinya.

Terima kasih 2012. Kau penuh berkat dan kasih. Terima kasih atas hari-hari yang membuatku terus belajar agar tiap bangun di esok harinya, aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

2012, kenangan sudah disimpan dan akan selalu siap dibuka karena ia akan abadi dan siap dijejaki lagi langkahnya. Terima kasih atas kelulusan dan pekerjaan. Terima kasih atas kesehatan dan rezeki yang cukup. Terima kasih atas hati dan pikiran. Terima kasih atas orang tua, saudara, dan para sahabar. Terima kasih.

Selamat menuju 2013. Bertambah baik dan berkembanglah. Berjalanlah bersama angin manis sampai senja tertidur dalam warna jingga.