Bigbang made VIP
VIP made Bigbang
Sebenernya konser ini sudah berlangsung tiga minggu kemarin, tepatnya 1 Agustus 2015, tapi sampai sekarang saya masih tidak bisa melupakan bagaimana rasanya berhadapan langsung dengan mereka.
Ya, saya VIP, sebutan untuk penggemar Bigbang. Kadang, teman-teman saya saja masih mencibir kalau saya ngomongin kekerenan mereka. Tapi, asal tahu saja, Bigbang adalah satu-satunya musisi/artis/atau apa pun sebutannya yang saya kejar sejak saya mengenal mereka. Seumur hidup sampai hari ini, tidak ada yang lain yang bisa membuat saya "seniat" itu.
Promotor memberitahu kalau penonton bisa mulai mengantri sejak pukul 07.00. Saya sudah duduk manis mengantri sekitar pukul 08.00 dengan ribuan penggemar yang lain. Dengan menguras tabungan, saya membeli tiket festival karena saya tahu saya akan menyesal jika saya tidak berada sedekat mungkin dengan mereka.
Beberapa hal membuat saya kecewa sejak mengantri. Awalnya kami antri di luar
venue. Lalu kami diperbolehkan masuk dan mengantri di dalam, di ruangan yang dilengkapi pendingin udara. Sebelum masuk, semua makanan dan minuman dikeluarkan dan dibuang, tidak boleh dibawa masuk. Betapa kecewanya saya harus membuang makanan dan minuman yang sangat berharga itu.
Sampai di dalam banyak terlihat
food truck. Ah, pantas saja tidak boleh membawa makanan, rupanya promotor bekerja sama dengan penjual-penjual itu. Betapa sedihnya saya melihat makanan di depan pintu masuk yang diabaikan begitu saja.
Kami pun duduk mengantri. Tapi lagi-lagi saya kecewa. Tidak ada batasan antrian per kelas tiket yang baik. Sampai akhir malah tidak ada pengecekan tiket yang berulang. Jika saya jahat, bisa saja saya masuk ke lokasi antrian tiket yang berbeda karena memang tidak diperiksa. Yang datang belakangan malah bisa masuk antrian depan karena tidak ada pembatas.
Lelah, marah, frustasi, dan tidak sabar. Saling serobot dengan anak-anak tanggung membuat saya berpikir, membeli tiket mahal, punya banyak uang bukan berarti kamu tahu cara mengantri yang baik. Dalam hati saya memaki "dasar mental tidak tahu aturan" dan saya pun akhirnya ikut menyerobot karena kesal.
Awalnya mungkin di depan saya hanya ada 100-200 orang, tapi lama-lama bertambah menjadi 500 lebih orang di depan saya. Bagaimana kami yang datang lebih dahulu tidak kesal. Belum lagi beberapa kali kami disuruh pindah posisi antri, makin banyak lagi yang menyelonong maju.
Jadwal tertulis di tiket pukul 18.30, tapi sampai pukul 18.00 kami belum masuk. Udara mulai panas, terlebih di antrian festival Pink. Saling serobot, saling maki karena banyak yang tidak bisa menghargai. Sampai mulai masuk pun tetap saling serobot ingin masuk lebih dulu.
Perasaan saya sendiri tidak bisa digambarkan. Sangat tidak sabar ingin melihat pertunjukan yang akan ditampilkan Bigbang. Antusias VIP memang luar biasa, melihat video musik yang diputar saja bisa membuat kami bernyanyi bersama.
Pukul 19.00 masih belum dimulai dan penonton masih banyak yang belum masuk. Sampai akhirnya lampu diredupkan dan mereka muncul!
Ya Tuhan (sungguh saya seperti remaja kebanyakan)! Rasanya tidak bisa dibayangkan! Mereka luar biasa! Bigbang luar biasa! VIP pun luar biasa!
Tapi lagi-lagi saya mengumpat "dasar mental bajakan!" Dari awal sampai akhir saya terhalang oleh ponsel-ponsel, kamera, dan alat perekam lainnya yang tidak habis-habisnya dikeluarkan. Saya tahu mereka ingin mengabadikan momen yang langka, tapi ini konser dan seharusnya mereka menikmati nyanyian dan tarian, bukannya sibuk merekam.
Aksi dorong pun terus terjadi sepanjang pertunjukan. Sampai-sampai Taeyang (atau Seungri, lupaaaaaa) berkata bahwa kami harus mundur beberapa langkah. Tidak ada yang patuh, tentu saja. Kami sibuk berteriak dan memuaskan mata. Dan penonton pun banyak yang jatuh pingsan.
Seperti yang sudah diketahui banyak penggemar K-Pop, konser ini akhirnya menuai kritikan, terlebih ditujukan kepada promotor yang bersangkutan, Mecimapro. Petisi pun dimulai untuk meminta klarifikasi akan beberapa hal.
Dari beberapa poin dalam petisi itu, saya tahu persis kejadiannya. Ketika penonton mulai pingsan, yang menolong memang kru dari Korea. Beberapa kali saya melihat mereka sibuk menjaga penonton agar tidak jatuh. Bahkan mereka membagikan air kemasan. Air! Hal yang sangat penting, hal yang tidak boleh dibawa masuk ke dalam!
Kru dari promotor tidak banyak membantu. Ketika saya datang, mencari antrian dan menanyakan pada mereka yang memakai ID Card, mereka tidak bisa menjawab. Mereka bergerombol di sana-sini, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Layar besar sebelah kanan mati. Mikrofon juga beberapa kali aneh. Saya sampai merasa malu, ingin tahu apa pendapat Bigbang tentang hal ini.
Lalu saya dapat kabar bahwa tiket kelas VIP ternyata terjual sekitar 1.200 tiket. Pantas saja kelas VIP dan Pink yang satu area itu terasa sangat sesak. Sampai-sampai kalau kamu pingsan pun kamu tidak akan jatuh.
Tapi, beberapa hal itu tidak membuat saya menyesal datang. Saya puas bisa menonton mereka di Indonesia. Meskipun nanti kalau saya punya rezeki lebih, saya ingin menonton di negara lain yang koordinasinya jauh lebih baik.
Lebih membahagiakan ketika GD menggunggah foto dengan tulisan tentang betapa kerennya VIP Indonesia. Saya sampai terharu berkali-kali kalau ingat hal itu. Seungri pun berkata bahwa dia mencintai VIP Indonesia dan "this is the best concert". OKE! CUKUP! Ahahhahahaha..
Sampai sekarang saya masih terus mencari jejak, mengikuti setiap langkah, dan ingin tahu apa yang mereka lakukan. Katakan saya ABG labil, saya terima. Karena kalau sudah berkaitan dengan Bigbang, saya adalah VIP-nya mereka.
Daebak! Jjang! Jjang!