Ceritanya, hari ini perdana saya donor darah.
Horeeee!!! *prok prok prok prok* Hahahaha.. Tapi sungguh itu yang saya rasakan,
senang. Akhirnya setelah memupuk niat sekian lama, saya berani juga mendonorkan
darah.
Alasan pertama, saya takut jarum suntik.
Apalagi katanya jarum untuk donor darah lebih besar. Alasan kedua dan terakhir,
saya takut pembuluh darah saya susah ditemukan. Beberapa tahun yang lalu saya
pernah ke rumah sakit dan diambil darah. Ada empat-lima suster yang
mengelilingi saya dan mencoba mencari di mana pembuluh tangan saya. Entah
berapa kali pula saya ditusuk sampai akhirnya berhasil. Nah, kenangan itu yang
selalu muncul ketika saya ingin mendonorkan darah.
Minggu kemarin, di pengumuman gereja diberitahukan
bahwa minggu depan akan ada aksi donor darah. Saya pun memutuskan untuk mencoba
dan datanglah saya hari ini. Dada saya berdegup kencang. Sungguh. Terlebih saya
sendirian dan memang saya memilih untuk memulainya sendiri. Saya mendaftar.
Beberapa kali ditanya sudah berapa kali donor darah dan beberapa kali pula saya
berkata ini pertama kalinya.
Lalu saya dipanggil untuk periksa HB. Mbak
yang memeriksa bertanya berapa berat badan saya. Saya jawab saya “Pokoknya
berat”. Hahahaha... Lalu darah saya diambil dari jari tengah tangan kanan. HB
saya normal. Degdegdegdegdegdeg... Makin tegang bercampur senang.
Mbak itu kemudian berkata bahwa golongan saya
B.
“Hah? Masa sih, Mbak? Setahu saya golongan
saya O,” kata saya sambil melongo.
Sambil mengaduk-aduk cairan darah yang baru
dites mbak itu berkata, “Iya, ini B kok.”
Oke, saya pun berdiri dan menuju tempat
berikutnya sambil memperhatikan kertas yang diberi mbak tadi. Dokter yang akan
memeriksa tekanan darah saya sambil menegur. “Kenapa? Kok tegang banget, kayak
yang baru ngambil rapor.”
“Ini, Dok. Saya baru tahu kalau golongan saya
B. Setahu saya O.”
“Kok bisa? Papa kamu apa?”
“O.”
“Mama?”
“O juga?”
“Masa sih?”
“Iya, di KTP sih begitu.” (kok gw jadi kayak
ngelawak ya? hahahaha...)
“Yah, sekali-kali diajak donor darah ya?”
Setelah diperiksa, saya diperbolehkan
mendonorkan darah. Dan duduklah saya menunggu.
Tik. Tik. Tik. Hampir setengah jam saya
disuruh siap-siap. Rasanya seperti dipanggil interview. Hahahahahaha...
Setelah berbaring, saya berkata pada mbak yang
menangani saya.
“Mbak, saya deg-degan nih.”
“Baru pertama ya?”
“Iya.”
Saya mengharapkan semangat dari mbak itu tapi
ternyata dia diam saja. Yah, mbak itu pasti sudah sering kali mendapatkan
pendonor yang pertama kali donor darah. Biasa saja bagi mbak itu. Tapi bagi
saya, ini pengalaman luar biasa.
Saya meminta diambil darah dari tangan kiri,
karena pulang saya mengendarai motor dan tangan kanan lebih banyak digerakkan.
Dan... Kejadian di rumah sakit dulu terulang. Pembuluh darah saya tidak bisa
ditemukan.
Lalu saya pindah tempat dan giliran tangan
saya dieksekusi. Lagi-lagi mbak itu tidak bisa menemukan pembuluh darah di
lengan saya.
Cuss... Lengan
saya ditusuk tapi ternyata itu bukan pembuluh darah. Sakit dan saya panik. Mbak
itu lebih panik. Sambil tersenyum-senyum kesal dan malu, dia memanggil
seniornya dan meminta maaf. Saya lebih meminta maaf.
Datang mbak senior itu menangani saya. Voila.
Sekali sentuh, pembuluh darah itu berhasil ditemukan. Mengucurlah darah saya.
Berhasil saya jadi pendonor darah.
Pengalaman ini luar biasa. Sungguh. Karena
sudah lama saya ingin sekali menjadi pendonor darah dan tidak berani. Kali ini
saya berani dan nanti saya akan lebih berani. Dan, ternyata golongan darah saya
memang B!
Jadi, di SMP saya pernah praktikum golongan
darah. Saya mengetes sendiri golongan darah saya di lab. sekolah. Hasilnya B.
Tapi, karena saya tahu orangtua saya golongan darahnya O, saya meragukan
keakuratan praktikum itu dan memutuskan sendiri bahwa saya bergolongan darah O.
Kalau dipikir-pikir jadi lucu. Karena selama ini saya percaya bergolongan darah
O. Bahkan, ketika saya dan teman-teman iseng mencari sifat-sifat berdasarkan
golongan darah, saya mencari yang O.
Harus mengucapkan selamat tinggal pada genk
(gayanyaaa...) golongan darah O. Saya pindah haluan ke B. Hahahaha...
Ternyata B!
Akhirnya punya kartu ini juga! |