Fakultas Sastra Unpad sudah tidak ada lagi. Namanya sudah berganti menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Seberapa besar perubahan nama ini memengaruhi isinya? Perubahan yang saya perhatikan, terutama tentang mahasiswa yang berada di bawah naungannya, tidak ada.
Sebuah pertunjukan teater berlangsung kemarin, 24 Oktober 2012, di PSBJ. Teater itu, Teater Djati, bermain dalam acara Bulan Bahasa. Nyatanya Fakultas Ilmu Budaya belum tentu memiliki mahasiswa yang bisa menghargai budaya. Ketika teriakan-teriakan keluar dari mulut aktor, dari luar ruangan terdengar teriakan yang sama. Teriakan menghina. Banggakah kamu yang berteriak di luar sana? Beranikah kamu mengaku bahwa kamu adalah mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya?
Seketika saya kesal, sesak, putus asa, dan ingin marah. Bukan kali pertama hal ini terjadi. Orang yang berteater masih dilekatkan pada suatu kejanggalan. Bicara yang macam-macam, pakai baju yang aneh-aneh, laki-laki kok dandan, teriak-teriak tidak jelas, ya, itu masih melekat di mata mereka tentang teater. Tapi ini Fakultas Ilmu Budaya bukan?
Di mana mahasiswa yang benar-benar ingin belajar tentang sastra dan budaya sedang duduk saat ini? Banyak yang saya lihat, mereka kuliah hanya tuntutan keadaan, bukan karena benar-benar ingin belajar. Tai kucinglah dengan niat itu! Jangan masuk fakultas ini jika kamu hanya sekadar ingin mendapat gelar sarjana! Serendah itukah nama Fakultas Ilmu Budaya di mata mereka mahasiswa pencari gelar?
Bahkan kegiatan berbudaya pun masih dianggap hal yang aneh. Seharusnya mereka itu hidup beribu tahun lalu, biar isi kepalanya lebih terisi.
No comments:
Post a Comment