Semalam, dengan jelas saya mendengar suara
tokek. Suara itu nyaring terdengar dari kamar saya yang kecil ini. Bunyinya menggema.
Tokek itu berbunyi kencang sekitar empat kali lalu semakin pelan dan semakin
panjang. Seketika saya mengingat seorang teman bernama Kang Agus.
Kang Agus adalah teman yang saya kenal ketika
KKN di Tanjungsari, Cianjur, tahun 2009. Awalnya agak canggung, tapi lama-kelamaan
saya mulai dekat dengannya. Kang Agus mengambil ekstensi manajemen angkatan
2007. Meskipun angkatannya lebih kecil dari saya, tapi usianya jauh lebih tua. Hahahaha...
Dalam kelompok kami, hanya Kang Agus yang saya panggil dengan sebutan ‘Kang’.
Berkisah tentang tokek, pada suatu siang rumah
yang ditempati kami para perempuan kedatangan tamu. Tokek berwarna hijau toska
dengan bintik-bintik cerah. Ia menempel pada dinding ruang tamu yang sekaligus
kami jadikan tempat rapat dan tempat tidur. Kedatangnya membuat kami kaget
terutama saya yang tidak suka dengan binatang seperti itu. Saya benci cicak dan
tokek begitu mirip dengan cicak bahkan tubuhnya lebih besar.
Para lelaki sibuk mengusah tokek itu pergi,
kecuali Kang Agus. Ia berdiri bersama kami, menonton perang tokek dengan sapu.
Lalu, tokek itu marah dan mengeluarkan suara eraman. Suaranya seperti suara
kucing yang sedang marah. Dan tokek itu menggigit ijuk di sapu. Berlarilah kami
yang sedang menonton, takut tokek itu lompat dan menyerang kami. Ketika sudah
di luar rumah, baru saya sadar di antara kami para perempuan yang berteriak dan
berlompatan ada pula Kang Agus. Ekspresinya yang paling ekspresif. Dan lalu
kami yang menyadari segera tenggelam dalam tawa yang panjang. Kami meledek-ledek
Kang Agus yang sama penakutnya seperti kami dan ia pun bersama kami larut dalam
tawa yang tergelak-gelak.
Bukan hanya itu kejadian lucu tentang Kang
Agus yang ketika mengingatnya bukan hanya senyum yang singgah, melainkan juga
tawa. Kang Agus begitu lucu dengan caranya yang unik. Suaranya yang khas, cempreng-cempreng
gimana gitu, kadang menjadikan suasana bukannya serius malah jadi panggung
lawak. Gestur tubuh dan tindak-tanduknya tidak kala lucu pula.
Ah, di luar terdengar lagi suara tokek, Kang
Agus! Jangan-jangan itu tokek yang sama dengan yang di tempat KKN! Hahahaha...
Apa kabar, Kang Agus? Sudah lama kita tidak
bersua. Apa kabar kelinci angora di rumahmu itu? Sono sama Kang Agus. Sono ketawa bareng sampai perut sakit.
No comments:
Post a Comment