(Sumber: KKBI Daring)ulas v, meng·u·las v memberikan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki): banyak surat kabar ~ keterangan pemerintah tt tindakan keuangan;ulas·an n kupasan; tafsiran; komentar: ~ ini merupakan tanggapan atas perubahan tugas Keluarga Berencana;~ berita ulasan di televisi mengenai berita-berita yg aktual; ~ buku pertimbangan mutu buku yg dl pembicaraannya lebih ditekankan pd penilaian ilmiah dng mengemukakan argumentasi yg cendekia; resensi; ~ pers siaran yg berisi komentar atas tajuk-tajuk surat kabar
Beberapa saat yang lalu saya menge-post satu tulisan mengenai ulasan saya tentang sebuah acara.
Mungkin ada beberapa dari kalian yang sempat membaca tulisan tersebut sebelum
saya hapus dari tempat ini. Pertimbangan saya menghapus tulisan tersebut adalah
karena saya tidak mau memikirkannya terlalu lama. Teman yang saya ceritai
berkata bahwa kalau saya tidak salah, mengapa saya harus menghapus tulisan itu.
Saya bukan merasa bersalah, bukan mau lari dari masalah, tapi karena tulisan
itu, pikiran saya jadi ke mana-mana.
Nah, setelah peristiwa itu berlalu cukup lama, cukup membuat
saya tenang, saya ingin menyinggungnya sedikit sekarang.
Tulisan itu saya buat penuh semangat. Tulisan utuh yang saya
buat dalam beberapa bulan ke belakang. Terbangun dengan kondisi tubuh yang
cukup letih tidak menjadikan saya malah ingin kembali melanjutkan tidur, saya
duduk di depan leptop dan mulai mengetik. Selesai tulisan itu, saya share ke pihak yang bersangkutan.
Niatnya sih ingin berbagi pengalaman yang saya dapatkan. Tapi ternyata, reaksi
yang diberikan berbeda dari yang saya bayangkan. Tulisan saya dikritik. Tidak masalah.
Toh bukan kali pertama. Tapi, yang bikin saya sesak napas adalah ketika Beliau
mengatakan bahwa tulisan saya tidak sesuai fakta dan kalau sudah menyangkut
sebuah institusi janganlah sampai saya menulis hal yang salah. Lebih baik saya
tidak usah nge-blog dan menulis hal
yang salah. Deg. Nasi yang baru saya
telan langsung tersangkut dan saya langsung sesak napas.
Saya jelaskan bahwa itu review.
Re dan view. Re itu mengulang dan view
itu pandangan, jadi artinya mengulang pandangan. Oke, abaikan arti kata yang
kacau ini. Saya jelaskan bahwa tulisan itu adalah sebuah review. Sebuah ulasan. Itu merupakan komentar saya, yang subjektif,
terhadap acara tersebut. Dan tetap saya diberitahu bahwa hal itu tidak sesuai
dengan fakta. Yang Beliau maksud tidak sesuai dengan fakta adalah capaian acara
yang dimaksud. Kata saya tujuan acara itu A, B, dan C. Kata Beliau A dan B.
Subjektif.
Nah, bukankah wajar kalau dalam suatu acara ada orang yang
tidak sepaham dan setujuan dengan maksud panitia acara tersebut? Yah, mungkin
saya tidak terlalu berkonsentrasi sehingga saya melewati beberapa bagian acara
dan membuat saya jadi salah kaprah terhadap acara tersebut. Tapi, tidak
bolehkah saya berbicara sesuai dengan fakta yang saya terima? Salahkah saya
ketika saya tidak bertanya ketika sesi tanya jawab berlangsung? Saya mengerti
apa yang disampaikan kok.
Sejujurnya saya sangat kecewa dan sedih atas tanggapan
tersebut. Hal itu membuat saya langsung mimpi buruk ketika tidur siang harinya.
Beneran! Ini fakta! Tidak menyangka
saya bahwa ulasan yang harus saya tulis itu harus sesuai fakta yang ia
maksudkan. Sedangkan ini ulasan saya tentang fakta yang saya masudkan. Berarti ada
miskomunikasi di sini.
Saya minta maaf kalau tulisan saya menyinggung berbagai pihak.
Sungguh, saya menulis ini dan itu berdasarkan keinginan saya untuk terus
belajar menulis. Kalau tulisan saya salah, tolonglah saya dibimbing jangan
malah saya disuruh berhenti untuk menulis. Sia-sia skripsi yang saya buat tahun
lalu kalau harus sesuai dengan fakta pengarangnya. Skripsi saya yang berisi penafsiran
kematian Sapardi Djoko Damono lewat puisinya belum tentu sepaham dengan Sapardi
sendiri ketika menulis puisi itu. Sedih deh saya jadinya :(
Selamat hari Rabu. Semoga matahari lebih bersahabat hari ini :)
Selamat hari Rabu. Semoga matahari lebih bersahabat hari ini :)
No comments:
Post a Comment