Entah mengapa tiba-tiba malam ini saya
berpikir tentang umur dan kedewasaan. Mungkin karena buku yang saya baca,
mungkin pula karena film yang saya tonton, atau karena diskusi singkat dengan
seorang teman. Semua menyangkut masalah umur dan kedewasaan.
Saya selalu yakin bahwa tidak semua orang yang
semakin tua, semakin dewasa pula dirinya. Saya selalu yakin bahwa dewasa itu
paksaan, bukan pilihan. Jika boleh memilih, mungkin banyak orang yang memilih
menjadi anak-anak. Tapi toh hidup tidak selalu memberikan banyak pilihan.
Rasa-rasanya baru kemarin saya takut
menghadapi umur 20. Saya masih ingat malam itu, 17 Februari 2008, saya bertanya
pada seorang senior yang umurnya delapan tahun lebih tua, apa rasanya menjadi
orang yang berumur 20. Reaksi pertama yang dia berikan adalah tawa. Saya rasa
saya mengerti mengapa dia tertawa. Pertanyaan itu pasti pertanyaan konyol yang
pernah didengarnya. Mungkin ketika ada seorang yang bertanya pertanyaan seperti
itu pada saya, saya juga akan tertawa.
Lalu dia berkata bahwa hidup itu untuk
dijalani. Tidak ada bedanya ketika kamu berumur 19 atau 20 tahun. Dan ternyata
dia benar. Hanya perubahan angka, dari 1 menjadi 2, dan itu bukan perbedaan
yang besar nyatanya.
Tidak semua hal yang ada di sekeliling kita
harus berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Saya selalu mengingatkan
diri saya bahwa saya tidak boleh menjadi senior yang dulu saya maki-maki karena
tidak bisa mengerti apa yang saya dan teman-teman saya inginkan. Jika sekarang
saya seperti mereka, apa bedanya saya dengan mereka yang dulu saya maki-maki. Setiap
orang punya masanya. Dan tidak setiap masa dapat berjalan beriringan. Manusia
toh diciptakan dengan isi kepala yang berbeda bukan? (Sumpah, ini sok dewasa
banget!)
Yah, saya masih dalam tahap penjajakan pendewasaan.
Saya masih berjiwa anak-anak, tapi saya kadang suka menjadi dewasa. Atau suka
menjadi sok dewasa? Hahahaha...
Hmmm.. Pilihan yang paling menyenangkan
mungkin menjadi dewasa tanpa melupakan sisi anak-anak :D
NB: Kata siapa galau itu cuma buat “ababil”?
Ngga percaya? Liat aja isi lini masa Twitter, atau Facebook, atau
media sosial kalian yang lain :P
No comments:
Post a Comment