Pantas saja jika keempat novel Ilana Tan, Summer
in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London,
begitu banyak dinikmati pembaca sekarang karena buku-buku ini begitu ringan dan
menyenangkan untuk dibaca. Tokoh-tokoh dalam keempat novel ini saling
berkaitan, jika digambarkan dapat membuat lingkaran sempurna.
Siapa yang tidak tahu Seoul. Kebudayaan Korea
Selatan sekarang sedang digandrungi, tidak hanya oleh remaja-remaja, bahkan
orang tua pun banyak yang menggandrungi artis-arti dari Korsel. Mulai dari
drama, boyband, girlband, dan band dari Korsel terkenal ke seluruh
penjuru bumi. Bisa jadi karena kegandungan inilah yang membuat Ilana Tan
menjadikan Seoul sebagai latar penulisan bukunya yang pertama.
Kesamaan dari keempat novel ini adalah keempat
tokoh utama wanitanya adalah keturunan Indonesia. Ibu dari kempat tokoh ini
orang Indonesia. Dalam Summer in Seoul, tokoh Han Soon-Hee atau Sandy
mempunyai ibu orang Indonesia dan ayah orang Korea. Dalam Autumn in Paris,
tokoh Tara Dupont mempunyai ibu orang Indonesia dan ayah orang Paris. Tokoh
Sandy dan Tara adalah saudara sepupu. Dalam Winter in Tokyo dan Spring
in London, tokoh utama wanitanya
adalah anak kembar, Ishida Keiko dan Ishida Naomi yang mempunyai ibu orang
Indonesia dan ayah orang Jepang.
Benang merahnya, dalam Summer in Seoul,
Sandy memiliki sepupu bernama Tara yang akan menjadi tokoh utama dalam Autumn
in Paris. Tokoh utama laki-laki dalam Autumn in Paris, Tatsuya
Fujisawa, bertetangga di Jepang dengan Ishada Keiko yang akan menjadi tokoh
utama dalam Winter in Tokyo. Keiko memiliki kembaran benama Naomi yang
akan menjadi tokoh utama dalam Spring in London. Dan tokoh utama
laki-laki dalam Spring in London, Danny Jo bersahabat dengan Jung
Tae-Woo yang merupakan tokoh utama laki-laki dalam Summer in Seoul. Benang
merahnya berbentuk lingkaran bukan? Semoga kalian tidak pusing membacanya :D
Membaca keempat novel ini seperti menonton
sebuah drama. Semua temanya berputar pada masalah cinta dan masa lalu, tema
yang tidak pernah bosan untuk dibahas. Ceritanya tidak jauh-jauh dari
drama-drama Korea yang pernah saya tonton. Bahkan ada yang mengingatkan saya
pada sinetron Indonesia: hilang ingatan :D
Dari keempat novel ini, saya lebih memilih Summer
in Seoul dan Winter in Tokyo karena kedua buku ini lebih ceritanya
lebih orisinal dibandingkan dua yang lain, meskipun banyak sekali kebetulan
yang terjadi.
Sekarang banyak sekali pilihan ketika kita
ingin membaca. Jika tidak ingin berhadapan dengan sesuatu yang rumit, kalian
bisa saja memilih novel-novel ini sebagai bacaan ‘sekali duduk’ (saya membaca
keempat novel ini dalam satu hari, dari siang sampai malam!). Tapi jika tidak
suka kisah-kisah sentimental dan mengada-ada, sebaiknya kalian jauhkan
novel-novel ini karena kalian akan gemes ketika membacanya.
No comments:
Post a Comment