Ketika sebuah buku sedang ramai dibicarakan,
belum tentu saya juga akan ikut-ikutan membacanya. Saya bukan orang yang
membaca sebuah atas dasar ikut-ikutan. Sebuah buku punya caranya sendiri, yang
lebih dari sekadar pembicaraan, untuk bertemu dengan pembacanya. Begitu pula
dengan buku Danur karya Risa Sarasvati ini.
Buku ini sudah lama dibicarakan orang dan saya
baru bertemunya tanggal 18 April 2012 kemarin. Kenapa tanggalnya bisa jelas
saya ingat? Karena besoknya saya sidang sarjana. Hehehe... :P Hari itu saya
singgah di tempat teman saya dan menemukan buku itu tergeletak di meja. Saya
pun mulai membacanya karena saya memang ingin mencari buku bacaan. Tidak
disangka ketika membaca cerita-cerita pertama dalam buku ini membuat saya ingin
memilikinya. Saya penasaran dengan kisah-kisah di balik kelima sahabat kecil
Risa.
Kematian mereka mengingatkan saya akan sebuah
buku, yaitu Disguised yang bercerita tentang anak perempuan Belanda pada
masa penjajahan Jepang di Indonesia. Mereka sama-sama keturunan Belanda,
sama-sama masih anak-anak, dan sama-sama harus menderita meskipun jelas
penderitaan mereka jauh berbeda. Rita, tokoh dalam Disguised, jauh lebih
beruntung dibandingkan dengan Peter, Hans, Henderick, William, dan Janshen.
Rita masih bisa merasakan dunia sampai ia dewasa namun kelima sahabat Risa
tetap abadi dalam jiwa kanak-kanak mereka.
Saya pun kemudian mencari di beberapa toko
buku di daerah ini dan tidak menemukannya. Sampai akhirnya saya putuskan ke
toko buku besar yang pasti menjual buku itu. Dan lanjutlah saya membaca.
Ketika malam datang, saya bingung. Di satu
sisi saya penasaran akan kisah-kisah mereka tapi di sisi lain saya ketakutan
dengan imajinasi yang saya keluarkan ketika membaca buku itu. Penasaranlah yang
akhirnya menang. Buku itu pun segera habis saya baca.
Segala kesedihan menyeruak di balik kepergian
mereka. Tidak hanya kelima sahabatnya, Risa juga menceritakan beberapa kisah
yang mungkin paling menarik baginya. Kisah-kisah itu menyedihkan, menjadikan
saya berpikir apa benar ini kisah nyata mereka yang dulu pernah menjadi
manusia. Namun hidup di dunia ini bukan hanya dari apa yang kita lihat dengan
mata kita bukan?
No comments:
Post a Comment