Ketika minum dengan menggunakan sedotan, gigi saya langsung menggigit sedotan itu. Mau kecil, mau besar, keras, lunak, punya sendiri atau punya orang, pasti gigi saya refleks menggigitnya. Saya lupa kapan kebiasaan itu muncul. Rasanya tidak dari saya kecil. Tiba-tiba sedotan yang saya gigit menjadi hal yang bisa menenangkan. Terlebih jika makan bersama teman. Seusai makan akan mengobrol. Kesempatan menggigit-gigit sedotan makin banyak dan makin lama. Baru berhenti sampai lidah atau bibir saya perih, atau jika si sedotan sudah kacau bentuknya dan air liur saya sudah ada di mana-mana. Hahahaha... Untungnya sejauh ini belum ada yang protes dengan kebiasaan saya menggigit-gigit sedotan. Mungkin banyak pula di luar sana yang punya kebiasaan seperti ini. Ah, teman saya juga ada.
Menemukan buku-buku yang kertasnya sudah menguning jauh lebih menyenangkan ketimbang menemukan buku-buku yang masih baru dan tersampul. Buku-buku dengan kertas menguning itu kemudian akan saya buka lembar-lembarnya dan saya hirup aromanya. Saya sangat suka mencium aroma buku-buku yang menguning. Apalagi kalau bukunya sudah lama sekali. Baunya perpaduan antaran bau cokelat dan bau kenangan. Lho, mana adaaaaa... Kadang ada aroma debu yang membuat hidung saya tergelitik. Tapi perpaduan itu pas kok. Sama seperti ketika mendengar atau melihat rintik hujan yang jatuh di luar sana. Hidung saya akan sigap mengendus aroma rintik yang bertemu dengan tanah. Siapa yang tidak jatuh cinta apa aroma petrichor itu? Baunya seperti... Hmmm... Seperti perjumpaan! Hahahahaha...
Sulit tidur adalah salah satu hal yang sudah saya maklumi sejak dulu. Jika saya sudah berada di tempat tidur pukul 00.00, belum tentu pukul 02.00 saya sudah di alam mimpi. Bisa jadi saya masih berguling-guling di tempat tidur dan baru bisa tertidur dua sampai tiga jam kemudian. Posisi yang paling nyaman untuk tidur adalah badan menghadap ke kiri sambil memeluk guling. Sudah lama saya ingin mengubah posisi tidur ini karena jika tidak menemukan guling, saya akan semakin susah tidur. Awalnya mencoba posisi badan menghadap ke kanan, tapi ternyata lekuk badan tidak terbiasa dan jadi kaku. Siasat lain, tidur tengkurap. Agak berhasil tapi lebih sering bikin leher salah urat. Jadi, setelah berguling-guling di tempat tidur, saya akan benar-benar pulas jika badan sudah di posisi yang benar.
Nah, kalau yang ini saya baru sadar. Ternyata ketika menemukan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) yang salah, kaki atau tangan saya akan bereaksi. Seperti terkejut. Bahkan ujung alis saya kadang berkedut. Ini baru saya sadari tadi ketika membaca sebuah buku dan menemukan banyak EYD yang salah. Setiap menemukan EYD yang salah, tangan atau kaki saya akan bergerak sedikit. Lalu mata saya akan susah berkonsentrasi kembali pada bagian yang salah. Agak lucu sih sebenarnya. Agak berlebihan pula. Maklum, dari SMP saya sudah pakem sama yang namanya EYD. Terima kasih loh Pak Harri. Pelajaran yang Bapak kasih ngga sia-sia :D
Kalau diperhatikan, banyak kebiasaan yang membuat kita berpikir "Kok bisa yah?", "Apa enaknya?", "Aneh banget!". Namanya juga kebiasaan, yah bisa dong. Awalnya mencari rasa nyaman. Ketika ditemukan lalu menjadi proses yang dilakukan berulang-ulang sampai akhirnya bertemu pada yang namanya ketagihan. Jadilah ia kebiasaan.
Ada yang pernah memperhatikan saya? Selain di atas, apa lagi yah kebiasaan saya? :P
No comments:
Post a Comment