Jatuh cinta itu sederhana. Seperti saya bisa
jatuh cinta pada seorang pria dalam bus yang saya tumpangi. Jatuh cinta yang
sederhana. Hanya butuh beberapa detik untuk jatuh cinta.
Kemarin, Senin, 30 Januari 2012, saya naik
bus dari terminal Lebak Bulus menuju Jatinangor. Tidak lama berselang, ada
seorang pria masuk. Yang pertama menarik perhatian saya adalah sebuah tato yang
tergambar di dadanya, tepat di pangkal tenggorokkannya. Ia menggunakan kaos
abu-abu dengan potongan dada rendah sehingga orang-orang dapat jelas melihat
tato pria itu. Hanya sebuah gambar. Abstrak bagi saya, entah apa arti bagi
dirinya. Lalu, rambut pria itu menarik mata saya. Dia berambut cepak dengan
potongan di bagian kiri dan kanannya lebih tipis dibandingkan rambut bagian
tengah. Rapi. Lagi-lagi ada yang menarik mata saya. Telinganya dihiasi anting
berwarna hitam. Dan terakhir, mata saya tertarik pada matanya.
Mata pria itu berkilat. Memancarkan cahaya
nakal. Sibuk menentukan akan duduk di mana. Dan kemudian mata kami terpaut. Cukup
beberapa detik karena setelah itu saya segera membawa mata saya ke pemandangan
di luar jendela. Nampaknya dia tahu saya memperhatikan penampilannya, khususnya
tato di dadanya.
Berjalanlah ia. Melewati bangku tempat saya
duduk. Jelas saya sama sekali tidak berharap bahwa ia akan duduk di sebelah
saya. Bus masih sangat kosong. Lagi pula saya tidak ingin ada orang lain duduk
di sebelah saya. Lewat sudut mata saya tahu ia mengambil tempat tepat di
belakang bangku saya.
Gayanya yang keren, di luar kaosnya ia memakai
jaket kulit berwarna hitam, berbanding terbalik dengan apa yang dibawa
tangannya. Sebuah kantong plastik besar bening yang berisi dua atau tiga kotak
sepatu. Saya kira ia tidak bisa menemukan kantong plastik lain yang tidak
transparan dan itu sayang sekali.
Awalnya saya kira ia penjaja sebuah barang.
Hahaha... Tidak terlalu kejam saya rasa penilaian awal saya karena kantong
plastik besar transparan itu. Namun, meskipun ia penjaja barang, saya tetap
jatuh cinta padanya.
Selama beberapa menit saya bertanya-tanya apa
yang dilakukan oleh Pria Bertato itu. Siapa namanya, ke mana tujuannya, dari
mana ia datang, apa isi kotak sepatu yang dibawanya, apakah ia anak band
ataukah ia salah satu genk motor, dan apakah ia sudah punya pacar. Hahaha...
Semua berloncat-loncatan di kepala saya. Lewat pantulan kaca saya mencoba
mencari wajahnya, namun sayang yang terlihat hanyalah plastik besar itu.
Tapi akhirnya kantuk tiba dan tertidurlah
saya.
Sejam kemudian saya dibangunkan oleh
kondektur. Ditagih bayaran. Setelah itu saya tidak bisa kembali lelap. Saya
cari lagi bayangannya lewat kaca jendela dan kali ini berhasil. Pria Bertato
itu sedang mencoba tidur. Kepalanya mendongak ke atas, menyender pada bangku.
Bergerak mengikuti lajur bus.
Mendekati Kopo ia maju. Yah, rupanya Cileunyi
bukanlah tujuannya dan seketika saya patah hati. Ia akan pergi dan mungkin saya
tidak akan bisa melihat matanya yang berkilat itu.
Ia berdiri di sebelah bangku barisan pertama,
menghadap ke samping. Beruntung bagi saya karena saya masih bisa memandangnya
dari samping. Tangannya sibuk memencet-mencet tombol handphone. Siapakah
yang kamu hubungi, hey Pria Bertato?
Mungkin karena sangat berkonsentrasi pada
layar dan keseimbangan tubuhnya, wajah pria itu berubah. Mulutnya sedikit
terbuka dan itu lagi-lagi membuat saya jatuh cinta. Seperti anak kecil yang
asik pada mainannya.
Kondektur berteriak sekali lagi, bertanya
apakah masih ada yang akan turun. Kepala Pria Bertato pun ikut mencari dan lagi
mata kami bertemu pada satu titik. Kilat itu muncul lagi. Ah, kilat nakal,
kilat humor, kilat mata anak kecil. Dan lagi, saya membuang mata saya
jauh-jauh. Malu. Ia pun kembali sibuk pada handphone-nya dan saya
kembali mencuri-curi lihat wajahnya.
Ketika ia mengangkat kepalanya, saya segera
membuang muka. Saya tahu kalau saya tetap melihat ke arahnya, mata kami akan
bertemu lagi. Dan saya yakin hal itu dapat membuat muka saya merah. Ia akan
tahu saya jatuh cinta padanya.
Jatuh cinta itu begitu sederhana. Hanya selama
beberapa detik pautan mata dan kebersamaan berbeda bangku selama tiga jam.
Sedang apa kamu hey Pria Bertato yang sudah
membuat saya jatuh cinta?