Jack and Jill

Adam Sandler selalu menjadi salah satu aktor favorit saya. Peran-peran yang dimainkannya terkesan humoris, namun di balik rasa humornya itu peran-perannya juga serius. Serius tapi santai, anggap saja demikian.

Beberapa waktu yang lalu ketika saya menonton film di sebuah bioskop, muncul thriller film Jack and Jill, film yang diperankan oleh Adam Sandler. Saat itu juga saya bertekad akan menyaksikannya di bioskop. Rasanya cukup adil bagi saya menghormati aktor yang saya sukai dengan cara menonton filmnya di bioskop ketimbang menontonnya lewat media lain. Yah, meskipun cukup banyak pula film yang tidak dapat saya tonton di bioskop.

Akhirnya kesempatan itu datang juga. Kemarin saya putuskan untuk menonton film ini di dekat rumah saya. Sendiri saja. Kadang menonton sendirian di bioskop itu bisa jadi kegiatan yang menyenangkan. Apalagi saya tipe penonton yang tidak suka diganggu ketika saya serius dengan tontonan saya. Saya lebih suka diajak berdiskusi setelah film selesai.

Film ini mungkin bukan salah satu film menarik yang diperankan oleh Adam Sandler. Cukup menghibur, namun peran Sandler sebagai Jack dan Jill (saudara kembar beda kelamin) terlalu dipaksakan menurut saya. Agak menjijikkan melihat Sandler menjadi seorang perempuan. Pantas saja rating untuk film ini hanya 2.9 di web ini.

Oke, oke, saya mencoba objektif. Film ini memang buruk! Hahahaha... Mungkin sepanjang film saya tertawa karena saya menghargai Sandler, bukan karena lelucon-lelucon yang tidak lucu yang muncul di banyak adegan. Yah, saya tertawa karena itu diucapkan Sandler. 

Saya cukup kecewa karena ternyata film ini tidak semenarik yang saya bayangkan. Saya katakan menarik, bukan bagus, karena biasanya film-film yang diperankan oleh Sandler lebih tepat dikatakan menarik ketimbang bagus.

Jika kamu benar-benar bingung ingin menonton apa, dan daripada kamu menonton film-film horor yang bahkan dari judulnya saja sudah tidak masuk akal, lebih baik kamu tonton film ini. Tapi jika kamu memang tidak ingin kecewa, tidur saja di rumah.