Tanggal 24 Januari ini umur saya genap 25 tahun, menurut
penanggalan Cina. Untungnya di KTP tahun lahir saya masih 1988, jadi tahun
depan baru benar-benar berumur 25 tahun. Hehehe.. Menurut orang Cina (dan
setahu saya Korea juga demikian), bayi yang baru lahir sudah berumur 1 tahun.
Oleh karena itu, menurut tanggalan Cina umur kita akan lebih tua setahun
dibandingkan aslinya.
Keluarga besar saya selalu merayakan hari ulang tahun saya
karena kebetulan hari lahir saya menurut tanggalan Cina adalah satu hari
sesudah Tahun Baru Cina (Imlek). Karena papa saya adalah kakak tertua di sini,
maka para saudara pun biasanya berkumpul di rumah pada hari kedua Imlek.
Berkumpul untuk merayakan tahun baru dan merayakan ulang tahun saya.
Dulu saya sempat bilang kepada mama agar tidak setiap tahun
merayakan ulang tahun saya. Namun mama berkata bahwa selain ulang tahun kita
juga masih merayakan Imlek, jadi sekalian saja. Ya, mau tidak mau saya menurut
saja. Yang penting hanya makanan sederhana dan tanpa kue ulang tahun.
Meskipun demikian, saya lebih suka merayakan ulang tahun
saya di hari lahir saya, 18 Februari (Wah! Sebentar lagi!). Mungkin karena
tanggal itulah yang tercantum di setiap tanda pengenal saya. Dan lagi para
sahabat juga tahunya saya berulang tahun di tanggal itu.
Tiba-tiba beberapa kenangan pun muncul. Ketika SD, begitu
bel pulang sekolah berdering saya langsung lari keluar kelas. Hari itu saya
ulang tahun. Saya tahu beberapa teman sudah menyiapkan tepung dan telur. Karena
tidak ingin ditimpuki dengan benda-benda itu, saya pun kabur. Namun nyatanya
mereka berhasil menemukan saya dan menaburkan tepung bercampur telur di kepala
saya. Yang membuat saya tersenyum ketika mengenang kejadian itu adalah,
ternyata tepung yang mereka gunakan adalah tepung untuk menggoreng ayam. Saya pun
segera bersin-bersin dan muka saya kepanasan karena tepung itu mengandung
merica. Hahahaha… Rasanya lucu sekali kalau kejadian itu diingat-ingat lagi.
Kenangan lain ketika saya SMA, ulang tahun ke-17. Siang itu saya
‘diculik’ oleh para sahabat saya. Tiba-tiba mereka sudah ada di depan rumah dan
mengikat kepala saya dengan kain. Saat itu saya tidak berontak, saya menikmati
permainan mereka karena saya penasaran apa yang akan dilakukan oleh mereka.
Sepanjang perjalanan saya mencoba menebak, menghitung setiap
belokan dan menajamkan pendengaran. Mungkin seperti kejadian di film-film,
namun saat itu saya benar-benar melakukannya. Berhentilah mobil di suatu tempat
dan saya disuruh turun. Saya masih tidak ada bayangan sedang berada di mana.
Saya dipapah masuk ke dalam sebuah ruangan. Tiba-tiba suara
yang masuk ke telinga saya berubah menjadi aneh dan hidung saya mencium bau
yang familiar. Lalu terdengarlah suara "Traaanggggg!" dan seketika saya berteriak “Studio 7!’
Benar! Ketika ikat kepala dibuka, saya berada di sebuah studio musik tempat
dulu saya bersama teman-teman SMP latihan band.
Ah, bahkan para sahabat SMP saya itu pun hadir dan memegang instrumen mereka
masing-masing. Mereka pun menyanyikan lagu Selamat
Ulang Tahun bagi saya.
Itu adalah kejadian paling manis yang diberikan para sahabat
kepada saya. Bahkan sampai saat ini jika saya mengenang kejadian itu, saya
masih bisa merasakan bau studio yang khas dan tawa-tawa riang mereka ketika
menyanyikan lagu.
Tapi beberapa tahun ke belakang, saya selalu lupa hari ulang
tahun saya. Bukan karena saya tidak bersyukur, saya malah sangat bersyukur
karena banyak sahabat yang masih ingat ulang tahun saya. Ketika hari itu
datang, rasanya tidak ada yang istimewa, toh tahun depan, jika Tuhan masih
mengizinkan, saya akan bertemu lagi dengan tanggal yang sama.
Bagi saya, setiap bangun di pagi hari saya berulang tahun. Saya
masih terus mencoba menjadi pribadi yang lebih baik, yang lebih dewasa, dan
lebih bijaksana setiap harinya. Makin ke sini saya makin sadar bahwa nyatanya
saya, dan kamu juga, berjalan menuju ke ketiadaan.
Selamat mengulang hari. Semoga senantiasa menjadi lebih baik
dalam segala :)
No comments:
Post a Comment