Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari berkisah tentang kegelisahan Kabul, seorang
insinyur, saat menjadi pelaksana pembangunan jembatan Cibawor. Kabul ingin
pembangunan jembatan itu sesuai dengan standar yang dipelajarinya di bangku
kuliah, namun nyatanya praktik tidak sejalan dengan teorinya.
Banyak terjadi penyimpangan selama
berlangsungnya proyek ini. Berbagai material dibeli jauh dari standar.
Kayu-kayu dan kantong-kantong semen berpindah tangan. Uang mengalir taktentu
arah dan Kabul tidak bisa berbuat apa-apa.
Pembangunan jembatan ini pun tidak lepas dari
pengaruh politik. Pembuatannya harus cepat, agar dapat diresmikan ketika HUT
partai GLM (Golongan Lestari Menang). Partai ini sedang berkuasa, atau mungkin
memaksa untuk berkuasa pada masa itu. Pembangunan jembatan ini pun merupakan
salah satu cara untuk menarik perhatian warga.
Kabul yang dulu merupakan aktivis di
kampusnya, yang giat menentang ketidakadilan dan koruptor tidak dapat berbuat
banyak. Puncaknya, karena idealismenya, Kabul pun mengundurkan diri dari proyek
itu. Sudah terlalu banyak hal yang tidak dapat ditoleransi oleh dirinya. Uang
rakyat dihamburkan dengan tidak layak, bahkan tidak menghasilkan apa pun yang
bermanfaat bagi rakyat.
Kabul kecewa pada sahabat semasa kuliahnya,
teman aktivisnya yang menjadi kepala desa itu, Basar. Basar yang semasa mudanya
berdiri di garis depan bersama Kabul ternyata tidak pula dapat berbuat apa-apa
dalam kehidupan nyata. Basar takut jika ia tidak mendukung GLM, posisinya
sebagai kepala desa dapat dilepas.
Kabul kecewa pula pada seniornya yang pula
menjadi atasan Kabul, Dalkijo. Padahal Dalkijo merupakan insinyur dengan satu
almamater dengan Kabul. Kisah hidupnya pun takjauh beda, berangkat dari
kemiskinan menjadi insinyur. Namun Dalkijo merasa ‘permainan proyek’ itu
sah-sah saja. Jika jembatan itu hancur dalam waktu satu-dua tahun, itu malah
merupakan keuntungan baginya karena kelak ia akan mendapatkan proyek perbaikan.
Uang akan mengalir pula ke kantongnya.
Selain itu, Ahmad Tohari menyisipkan kisah
asmara dalam novel ini. Wati, satu-satunya perempuan dalam proyek ini jatuh
cinta pada Kabul. Wati tadinya sudah punya pacar, namun yang namanya jatuh
cinta siapa dapat menahannya. Kabul tidak mau menggangu pacar orang. Dia pun
beberapa kali menjaga jarak pada Wati. Tapi kenyataan berkata lain, Wati putus
dengan pacarnya. Pada akhirnya Wati akan menjadi istri Kabul.
Dikisahkan pula kehidupan buruh bangunan dan
tukang-tukang yang bekerja dalam proyek itu. Mereka kebanyakan berasal dari
desa setempat. Pemuda-pemuda yang putus sekolah, menjadi buruh untuk dapat
membiayai kehidupan satu keluarga.
Kiranya kisah yang mengambil wajah Orde Baru
ini masih sangat familiar di masa sekarang. Siapa yang tidak dekat dengan
korupsi? Berita belakangan ini berkoar-koar tentang masalah itu. Tidak usah
terlalu jauh memandang, bahkan mungkin di sekitar kita pun mereka ada di
mana-mana.
“Mereka, orang-orang proyek, baik dari pihak pemilik
maupun pemborong, sama saja. Mereka tahu dan sadar akan kegilaan mereka. Dan
nampaknya mereka tak peduli. Bagi mereka proyek apa saja dan di mana saja
adalah ajang bancakan. Dan
karena kebiasaan itu, kata ‘proyek’ pun kini memiliki tekanan arti yang khas.
Yakni semacam kegiatan resmi, tapi bisa direkayasa agar tercipta ruang untuk
jalan pintas menjad kaya. Maka, apa saja bisa diproyekkan.”
“Apa
saja?”
“Ya, apa saja bisa diproyekkan.
Tidak hanya pembangunan jembatan atau infrastruktur lain, tapi juga pengadaan
kotak pemilu, pembagian sembako untuk orang miskin, pengadaan bacaan untuk anak
sekolah, program transmigrasi, program penanggulangan bencana alam. Bahkan
Sidang Umum MPR dan penyusunan undang-undang bisa mereka jadikan proyek yang
mendatangkan duit. Orang-orang proyek rakus dan licin, dan mereka ada di
mana-mana.”
“Kegilaan besar-besaran ini akan berlansung
sampai kapan, Mas?”
Kabul tidak segera menjawab.
Wajahnya beku. Pandangannya seakan buntu. Lalu tangannya bergerak untuk memutar
kunci kontak.
“Rayap baru berhenti makan bila kayu
yang digerogotinya sudah habis. Atau bila mereka disiram racun antiserangga.” (Orang-orang Proyek, 219)
Saya tertarik Novel Orang - Orang Proyek, da link downloadnya gak ya ato kalo mo cari Novelnya kemana ?
ReplyDeleteSaya kurang tahu link downloadnya.
ReplyDeleteBuku ini nampaknya sudah tidak dijual di toko buku besar. Saya saja membelinya sekitar tahun 2007. Mungkin bisa dicari di gramedia online apakah masih tersedia.
Maaf tidak banyak membantu.
Terima kasih sudah berkunjung :)