Puji Tuhan saya masih dikeliling oleh
orang-orang yang baik. Keluarga, saudara, sahabat, teman, dosen, dan
orang-orang yang tidak saya kenal yang acap kali saya temui di jalan. Puji
Tuhan.
Puji Tuhan saya masih diberikan teguran lewat
kata-kata yang terlontar dari mereka, masih diberikan pujian dengan senyuman
yang tulus dari bibir mereka. Puji Tuhan.
Melihat anak-anak kecil sedang jajan di
warung-warung pinggir jalan, melihat anak-anak lelaki bermain bola di depan
rumah, melihat kakak dan adik-adik sibuk dengan urusan mereka masing-masing
selalu menyadarkan saya bahwa hidup masih panjang. Mereka merupakan cermin
bahwa hidup memang masih panjang.
Kita tidak tahu kapan kematian akan datang,
dan kita selalu berharap esok masih dapat menghirup udara pagi dan masih bisa
memejamkan mata di kasur yang nyaman. Harapan yang membuat kita percaya bahwa
hidup masih panjang.
Acap kali saya menerima pesan yang menanyakan
kabar. Kadang saya senang, kadang saya kesal. Tapi saya tetap bersyukur karena
masih banyak teman yang peduli pada saya. Kadang saya menerima pesan yang
begitu menggugah, membuat saya berpikir bahwa saya ini begitu egois. Puji Tuhan
saya diberikan para sahabat yang begitu perhatian.
Puji Tuhan ternyata para tetangga masih mau
bertanya keadaan saya ketika saya muncul dari balik pagar rumah. Saya yang acap
kali berdiam di rumah, ternyata masih diperhatikan oleh mereka. Mereka masih
mendoakan yang terbaik untuk saya.
Ini bukan hanya sekadar tulisan menjelang
Natal. Bukan pula sekadar instropeksi diri dan perwujudan rasa syukur menjelang
Natal. Entah kebetulan atau tidak, banyak pesan yang masuk kepada saya. Pesan
di handphone, di jejaring
sosial, dan pesan yang disampaikan langsung kepada saya. Kalimat-kalimat yang
mereka lontarkan begitu mengena pada diri saya, yang mungkin memang sedang
membutuhkan itu.
Dulu saya
sempat kesal jika banyak orang yang perhatian pada saya, tapi kali ini saya
begitu bersyukur bahwa saya tidak sendirian. Perhatian mereka begitu meluap
sehingga tidak dapat saya tampung. Saya tidak berharap perhatian mereka kali
ini menjadikan saya semakin patah arang, semakin terperosok dan tertekan. Saya
berharap kali ini perhatian mereka dapat saya olah menjadi sumber semangat bagi
saya untuk terus melangkah sampai ke tepian.
Doakan
saya, kawan :)
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. (Pengkotbah 3:1)
No comments:
Post a Comment