Cerita tujuh hari yang lalu sudah selesai. Jurnal
perjalanan ini pun sudah selesai saya laporkan. Berharap paling tidak saya
sendiri yang membaca akan merasakan bahwa tulisan ini masih jauh dari baik. Eh,
ini apa sih? Hahahaha...
Nampaknya saya masih belum bangun 100%, saya
masih ngelantur di pagi yang malas ini :D
Simpulan (duileehh, masih kebawa suasana skripsi nih yeee) setelah empat hari di KL antara lain:
1. Udara di KL lebih panas ketimbang udara di sini. Atau mungkin saya saja yang tidak pernah keluar rumah sehingga perbandingannya kurang meyakinkan :D
2. Lalu lintas di KL jauh lebih tertib dibandingkan di sini. Saya menikmati sekali perjalanan di KL karena warganya tertib. Menyeberang jalan saja tidak membuat saya ketar-ketir seperti di sini.
3. KL jauh lebih bersih dibandingkan di sini. Orang-orang respek pada sampah dan tempat sampah, meskipun pemandangan kota dan jalannya tidak jauh-jauh dengan pemandangan di Jakarta dan sekitarnya.
4. LTR dan monorailnya tepat waktu, tertib, dan sangat memudahkan.
5. Budayanya menakjubkan karena di KL terhimpun oleh orang-orang Melayu, China, dan India. Bahasanya jadi campur aduk. Saran saya, kalau kamu bisa berbahasa Indonesia, lebih baik gunakan bahasa Indonesia karena lebih dekat dengan bahasa Melayu. Jadi kesannya kita lebih akrab dengan orang-orang di sana.
6. Mungkin karena banyak pendatang atau karena kebudayaannya, mereka tidak terlalu memperhatikan turis yang lalu-lalang. Tidak seperti di sini yang melototin bule yang jalan di mana-mana. Hahahaha...
7. Porsi setiap makanan sangat banyak tapi orangnya tidak gendut-gendut (kaya saya :P). Jelas sehat, mereka jalan kaki ke mana-mana. Pantas saja kaki saya langsung gempor ketika beradaptasi dengan gaya hidup mereka.
Kira-kira itu sedikit simpulan yang bisa saya dapatkan dan saya pikirkan.
Simpulan (duileehh, masih kebawa suasana skripsi nih yeee) setelah empat hari di KL antara lain:
1. Udara di KL lebih panas ketimbang udara di sini. Atau mungkin saya saja yang tidak pernah keluar rumah sehingga perbandingannya kurang meyakinkan :D
2. Lalu lintas di KL jauh lebih tertib dibandingkan di sini. Saya menikmati sekali perjalanan di KL karena warganya tertib. Menyeberang jalan saja tidak membuat saya ketar-ketir seperti di sini.
3. KL jauh lebih bersih dibandingkan di sini. Orang-orang respek pada sampah dan tempat sampah, meskipun pemandangan kota dan jalannya tidak jauh-jauh dengan pemandangan di Jakarta dan sekitarnya.
4. LTR dan monorailnya tepat waktu, tertib, dan sangat memudahkan.
5. Budayanya menakjubkan karena di KL terhimpun oleh orang-orang Melayu, China, dan India. Bahasanya jadi campur aduk. Saran saya, kalau kamu bisa berbahasa Indonesia, lebih baik gunakan bahasa Indonesia karena lebih dekat dengan bahasa Melayu. Jadi kesannya kita lebih akrab dengan orang-orang di sana.
6. Mungkin karena banyak pendatang atau karena kebudayaannya, mereka tidak terlalu memperhatikan turis yang lalu-lalang. Tidak seperti di sini yang melototin bule yang jalan di mana-mana. Hahahaha...
7. Porsi setiap makanan sangat banyak tapi orangnya tidak gendut-gendut (kaya saya :P). Jelas sehat, mereka jalan kaki ke mana-mana. Pantas saja kaki saya langsung gempor ketika beradaptasi dengan gaya hidup mereka.
Kira-kira itu sedikit simpulan yang bisa saya dapatkan dan saya pikirkan.
Ah, rasanya tidak sabar untuk kembali
menjajaki kota-kota yang lainnya. Tapi...
Ya, pada akhirnya saya harus kembali ke rumah.
Kembali pada rutinitas yang takpernah memuaskan. Selalu bosan di tengah
perjalanan kemudian merencanakan kembali sebuah liburan. Saya pun harus mulai
masuk dalam rutinitas yang saya tidak tahu kapan harus saya mulai.
Ini waktu saya bukan? Semoga memang waktu yang
tepat untuk memulai segala. Lagi pula, kapan waktu tidak pernah tepat waktu?
No comments:
Post a Comment