Hari ini, 10 November 2011, saya melakukan
perjanjian dengan diri saya sendiri tentang jejaring sosial yang sering kali
saya gunakan. Terhitung sejak pukul 00.00 saya menghapus aplikasi twitter dan
facebook di ponsel saya. Saya berjanji tidak akan bermain dengan mereka
sampai saya selesai mengerjakan skripsi saya.
Di satu sisi saya bertanya, apa hubungannya
jejaring sosial itu dengan skripsi saya. Belakangan malah saya jarang
menggunakan kedua jejaring sosial itu, jadi apa gunanya tidak membuka mereka.
Mungkin ini salah satu langkah awal yang saya pilih untuk memfokuskan diri
saya. Acap kali saya menggunakan jejaring sosial itu sebagai media keluh-kesah,
dan saya tidak ingin keluh-kesah saya semakin menjadi-jadi. Tapi masih ada
blog. Ya, masih ada blog ini! Saya pun berjanji tidak akan mengungkapkan
keluh-kesah saya di sini. Ini keluh-kesah saya yang terakhir mengenai hidup
saya yang berhubungan dengan skripsi.
Pemicu saya menjauh dari jejaring sosial
adalah wisuda teman-teman angkatan di bawah saya. Kemarin, 9 November 2011,
saya menghadiri wisuda yang kebanyakan teman-teman angkatan di bawah saya.
Tadinya saya tidak ingin hadir sampai seorang teman mengabarkan bahwa ia datang
dari Riau untuk menghadiri wisuda pacarnya. Pergilah saya ke sana.
Saya pun mencari teman-teman seangkatan saya
yang diwisuda, namun begitu tidak beruntungnya saya sehingga saya tidak bertemu
dengan mereka. Saya bahkan tidak bertemu dengan seorang sahabat saya yang diwisuda
kemarin. Entah kenapa, sulit sekali mendapatkan damri dan jalan macet di
mana-mana. Jadilah saya terlambat datang ke sana.
Melihat teman saya yang dari Riau itu membuat
saya senang, tapi rasa senang saya tidak sebanding dengan rasa gelisah yang
saya rasakan ketika menatap wajah-wajah bahagia adik-adik saya itu. Rasanya
membuat saya tidak nyaman. Saya jadi sedih dan murung. Mungkin berkaitan pula
dengan belum lulusnya saya sampai saat ini. Tambah sedih lagi ketika saya tidak
bertemu dengan sahabat dan teman-teman seangkatan saya.
Saya tidak lama bersama mereka. Saya
sebenarnya tidak enak hanya bertemu sejenak dengan teman lama saya itu, namun
saya tidak ingin membuat suasana menjadi tidak nyaman dengan kegelisahan yang
saya alami. Dengan tergesa kemudian saya mencari damri untuk mengantarkan saya
kembali ke Jatinangor.
Saya semakin berkejaran dengan waktu. Rasanya
saya lupa bagaimana rasanya berjalan santai bersama dengan waktu. Kali ini saya
ingin mengerjarnya kembali, agar nanti bisa berdampingan dengannya. Doakan
saya, kawan. Saya butuh suntikan semangat yang ekstra!
NB: (11 November 2011) ternyata dua hari ini
saya tidak melakukan apa-apa. Saya masih linglung dan meraba-raba dalam
keremangan.
No comments:
Post a Comment