Membaca Kisah-kisah Tengah Malam karya
Edgar Allan Poe membuat saya masuk pada teror yang tidak bisa saya bayangkan.
Begitu kelam, menakutkan, tapi saya pun dibuat penasaran.
Buku ini merangkum tiga belas cerita. Namun
tidak semua cerita dapat saya nikmati benar. Cerita yang paling tua ditulis pada tahun 1833
dan paling muda ditulis pada tahun 1949. Lagi-lagi saya bertemu dengan kisah
klasik.
Penggambaran yang begitu detail kadang membuat
saya kelabakan untuk membangun gambarannya di kepala saya. Saya begitu
menikmati sampai-sampai teror itu ternyata muncul di hadapan saya. Tokoh-tokoh
yang diceritakan begitu gusar, begitu gelap, dan begitu menyakitkan.
Berbeda dengan kisah-kisah horor lain yang
pernah saya baca, karya Poe membuat setiap kejadian menyeramkan itu begitu
tidak terbayangkan. Kebanyakan kisah-kisah dalam buku ini berkutat
pada teror terhadap diri sendiri. Tokoh utama mengalami kejadian buruk sehingga
secara tidak sadar menjadikan dirinya sebagai teror yang menakutkan. Tidak
jarang proses pembunuhan yang tidak lazim pun menjadi gambaran yang begitu
menakutkan.
Kisah-kisah yang panjang dan penuh detail, baik
penggambaran ruang, karakter, dan masalah, tidak membuat akhir kisahnya mudah
ditebak. Memang ada beberapa yang bisa saya tebak, tapi ada pula yang tidak
saya sangka-sangka. Misalnya dalam cerita Kucing Hitam saya sudah tahu bahwa lelaki itu akan membunuh kucing kesayangannya, namun saya tidak menduga pada akhirnya ia akan tidak sengaja pula membunuh istrinya. Ia tidak merasa bersalah atau pun takut, bahkan ia mengubur tubuh istrinya di tembok ruang tanah rumahnya untuk menghilangkan jejak.
Mungkin membaca buku ini ketika tengah malam akan membuat kita semakin masuk ke dalam kisah-kisahnya. Sayangnya saya membaca buku ini ketika matahari masih di atas kepala. Bisa jadi karena saya tahu kisahnya akan menakutkan saya di malam-malam gelap saya di kamar kosan :D
Mungkin membaca buku ini ketika tengah malam akan membuat kita semakin masuk ke dalam kisah-kisahnya. Sayangnya saya membaca buku ini ketika matahari masih di atas kepala. Bisa jadi karena saya tahu kisahnya akan menakutkan saya di malam-malam gelap saya di kamar kosan :D
No comments:
Post a Comment