Dari dulu saya tidak akrab dengan malam. Ia sering membuat saya gelisah. Terlebih karena saya perempuan. Malam, jalan, dan saya yang perempuan sama sekali tidak akrab. Kami gelisah jika berdekatan.
Hal yang paling saya benci ketika malam adalah jalan sendirian. Saya ditakdirkan sendirian menghadapi malam. Dan mata-mata merah itu takcukup memenuhi jalan. Dengan mulut kotor dan tubuh sengit, mereka tega membuat saya tidak nyaman.
Lagi-lagi tanya memenuhi kepala. Kenapa? Kenapa harus peduli saya jalan sendirian? Kenapa harus peduli saya perempuan? Kenapa harus takcukup mata yang bicara?
Jangan salahkan saya jika membalas mata-mata merah itu dengan kejijikan dan kewaspadaan. Malam yang mengajarkan saya.
No comments:
Post a Comment