Akhirnya setelah satu bulan saya bisa menyelesaikan satu buku bacaan. Selain si mood membaca entah jalan-jalan ke mana, saya masih belum bisa beradaptasi dengan waktu. Oke, ini bukan salah waktu, ini salah saya. Tapi akhirnya, akhirnya, akhirnya, saya bisa menamatkan sebuah novel yang judulnya Pearl of China karangan Anchee Min.
Buku ini terinspirasi dari kehidupan Pearl S. Buck.. Bagi yang belum tahu siapa itu Pearl S. Buck., kamu bisa membacanya di sini.
Berbicara tentang Buck berarti berbicara tentang negara Cina. Meskipun fisiknya Amerika, jiwanya sangat Cina (nah, kalimat barusan agak aneh). Bahkan bahasa Mandarin adalah bahasa pertama yang digunakannya.
Pearl of China diambil dari sudut pandang teman masa kecil Buck, Willow Yee. Bagaimana pengalaman masa ketika mereka kecil, remaja, tua, dan akhir dari hidup mereka. Sambil membaca buku ini, kita juga mendapat pengetahuan tentang sejarah Cina. Saya bahkan bisa berdiskusi tentang Cina dengan seorang teman. Padahal referensinya berasal dari buku sejarah dan referensi saya dari buku novel ini.
Keluarga kecil Buck sangat memengaruhi perubahan di kota kecil kediaman mereka. Ayah Buck, Absalom, adalah seorang pendeta yang ditugaskan di daerah Chin-Kiang. Dengan penuh semangat ia mencari umat yang mau mengakui Kristus dan masuk ke Gerejanya. Ayah Willow termasuk salah satunya, meskipun pada awalnya niat masuk Gereja karena di sana terdapat makanan, namun kelak perjuangannya akan sama besarnya dengan perjuangan Absalom.
Awalnya Willow dan Pearl tidak saling menyukai. Pearl membenci Willow karena Willow sering mencuri dari rumahnya. Tapi siapa sangka pada akhirnya mereka akan menjadi sahabat karib yang bertukar pikiran dan saling mengenal sampai akhir hidup mereka.
Ah, kalian baca saja yah bukunya. Tidak akan menyesal kok. Ternyata mood membaca sedang berjalan-jalan dengan mood menulis. Hahaha...
No comments:
Post a Comment