"Aku tidak membenci siapa pun. Ini perang dan darah semua orang tertumpah di semua pihak, dan pada akhirnya, takada yang benar-benar menang."
Kalimat itu diucapkan oleh Reiko, sahabat satu-satunya yang dimiliki Sayuri Miyamoto semasa Jepang berperang melawan Amerika. Saat itu, Sayuri dan Reiko mendaftarkan dirinya menjadi perawat di rumah sakit di Tokyo. Mereka pergi meninggalkan hangatnya keluarga dan desa kecil mereka yang nyaman untuk bergabung bersama pemuda dan pemudi mengadapi perang di Tokyo. Tapi, hal yang paling utama mendorong mereka pergi adalah kepergian adik lelaki Sayuri, Hiro, dan tunangan Reiko, Yukio, yang dipanggil untuk menjadi tentara.
Jepang menyerang Pearl Harbor, seolah membangkitkan macan tidur. Amerika pun tidak tinggal diam, dengan senang hati mengajak Jepang dalam peperangan. Pada saat itu, pemerintah mengharuskan pemuda-pemuda di atas 20 tahun untuk bergabung dalam militer. Lalu, usia diturunkan, bagi pemuda yang sudah berusia 17 tahun wajib bergabung dengan militer. Hati ibu mana yang rela melepaskan anak laki-lakinya untuk bergabung dalam perang yang kemungkinan untuk hidupnya kecil. Hiro, yang saat itu nyaris berusia 18 tahun dipaksa masuk militer.
Sayuri Miyamoto adalah seorang perempuan yang menyamar menjadi laki-laki, yang bergabung dalam angkatan udara. Ia mendaftarkan diri sebagai pilot kamikaze. Rencana tempur Jepang yang saat itu paling dibanggakan oleh Jepang, menabrakan pesawatnya dengan pesawat musuh. Pilot-pilot kamikaze inilah yang nantinya akan mengemudi pesawat bunuh diri demi negara itu.
Berbekal nafsu membalaskan dendam atas kematian adik dan sahabatnya, Sayuri memotong rambut hitam panjangnya. Tanda ia memutuskan dirinya dengan kehidupan dan masa lalunya sebagai perempuan. Peraturan militer menolak perempuan menjadi bagian di dalamnya dan dengan tekat kuat, Sayuri memalsukan jati dirinya. Digunakannya nama adiknya, Hiro Miyamoto.
Bahkan Sayuri tidak menyangka pada akhirnya seorang pemuda mengetahui identitasnya dan mereka jatuh cinta. Takushi, kekasih Sayuri, merupakan pelatih para pilot kamikaze. Ia sendiri adalah seorang pilot kamikaze yang sedang menunggu tanggal terbangnya.
Perasaan cinta membuat niat Sayuri perlahan luntur. Ia ingin memadu cinta lebih lama dengan Takushi. Tapi jika identitas perempuannya diketahui oleh pemimpin angkatan udara, nyawa mereka belum tentu bisa selamat. Mereka bisa saja ditembak mati dengan tidak terhormat. Maka, berlanjutlah hidup mereka sambil menunggu tanggal kematian mereka.
Saatnya tiba. Takushi mendapatkan tanggalnya dan berhasil menempatkan nama Sayuri pada tanggal yang sama. Mereka akan berbang sebagai Angin Tuhan pada saat yang sama.
Pesawat Takushi berhasil menabrakkan diri, tapi tidak dengan pesawat Sayuri. Pesawatnya ditembak oleh musuh dan jatuh di laut. Ia kemudian diselamatkan oleh musuh dan dijadikan tawanan negara. Pihak Amerika bertanya-tanya mengapa seorang perempuan boleh menjadi seorang pilot kamikaze padahal setahu mereka posisi itu hanya untuk para lelaki. Sayuri hanya berkata dalam tiap-tiap introgasinya bahwa ia pilot kamikaze.
Jepang setuju saling menukar para tahanan. Kembalilah Sayuri dengan perasaan malu, sedih, dan tidak berdaya. Pada saat itu, pilot kamikaze yang selamat merupakan aib yang paling memalukan. Ketika dalam pelatihan, otak mereka dicuci bahwa kamikaze adalah tugas yang paling mulia untuk mengharumkan nama negara. Pulang dengan selamat merupakan hal yang paling memalukan.
Bersama para pilot kamikaze yang selamat lainnya, Sayuri tinggal dalam sebuah kamp. Di tempat itu mereka disebut idiot, tidak berjiwa patriot, dan dianggap pengecut karena berhasil selamat dari sebuah pertempuran. Sayuri yang masih berpura-pura menjadi laki-laki merasa sangat tertekan. Ia telah menipu negaranya, menyamar menjadi laki-laki, berhasil menjadi pilot kamikaze, tapi berhasil hidup. Sebuah aib bukan hanya bagi angkatan udara tapi juga bagi negara itu.
Bahkan negeri mereka sendiri tidak menyambut mereka sebagai warga negara. Mereka diperlakukan seperti tawanan perang asing. Meski pulang ke Jepang, mereka tidak benar-benar pulang. Berjam-jam mereka dimaki, dijatuhkan harga dirinya karena tidak berhasil mati untuk negara dan membuat malu kaisar dan Jepang.
Suatu hari, akan diadakan pengecekan fisik para tahanan. Saat itulah Sayuri mendatangi pimpinan kamp dan memberitahu siapa dirinya. Sebuah hukuman menantinya. Ia tahu ia tidak akan keluar tanpa adanya hukuman yang dilimpahkan padanya. Ia harus memilih, membunuh Sayuri Miyamoto dan menjadi Rika Kobayashi serta tidak berhubungan lagi dengan keluarganya atau tetap menjadi Sayuri Miyamoto tapi ia dan seluruh keluarganya akan dibunuh. Sayuri memilih yang pertama.
Keluarganya diberitahu bahwa Sayuri meninggal dalam suatu misi perang. Diadakan acara pemakaman bagi dirinya. Sayuri mati bersama kenangannya di masa lalu. Ia kemudian hidup dengan nama Rika Kobayashi.
Sejarah hidupnya sebagai pilot kamikaze perempuan akhirnya bisa ia ceritakan pada seorang sejarawan. Pada awalnya ia selalu menolak jika ada yang menanyakan Sayuri Miyamoto. Tapi ia sudah tua dan tidak kuat menampung cerita muram itu. Berpuluh tahun bayangan Reiko, Hiro, dan Takushi menghantui. Trauma-trauma muncul dalam mimpi-mimpi buruk. Dan sebelum ia mati, ia ingin membagi kisahnya.
Tidak ada perang yang tidak merugikan. Semua korban adalah anak, suami, istri, atau kekasih seseorang. Darah yang ditumpahkan dari semua pihak tidak ada yang sedikit. Dan banyak kenyataan yang ditutupi agar sebuah negara tidak malu pada kesalahan rakyatnya. Sayuri Miyamoto adalah perempuan yang dibungkam oleh perang. Tidak ingin memalukan sejarah kamikaze, ia disuruh membunuh hidup dan masa lalunya.
Tidakkah mereka yang berperang tahu bahwa perang akan terus berlanjut karena mereka yang mengelukan balas dendam. Sedangkan balas dendam sendiri akan terus muncul dan tenggelam. Tapi nyatanya, di sisi hati mereka yang terkecil, mereka juga ingin agar perang segera selesai sehingga mereka bisa bertemu dengan keluarga yang tersisa.
Mawar Jepang, Kisah Pilot Kamikaze Perempuan yang Dibungkam dalam Sejarah merupakan karya Rei Kimura. Buku sebelumnya, Catatan Ichiyo, Perempuan Miskin di Lembar Uang Jepang, pernah pula saya tuliskan dalam blog ini. Jepang bukan satu-satunya negara yang tidak ingin memperlihatkan sejarah yang sebenarnya. Banyak pula kisah-kisah yang dibungkam karena tidak ingin menjelekkan nama negaranya. Orang-orang kecil dibungkam. Dibiarkan merana dalam kenangan buruknya sendiri terhadap perang.
Busyet! Bacaannya bagus-bagus. Salut.
ReplyDeleteAku udah beli buku ini gara-gara baca review di twitter @KlubBuku, setting sejarahnya bikin penasaran. Cuman sampai sekarang bukunya belum juga dibaca #ngenes
wah, makasih. masih banyak buku bagus yang harus dibaca :D
ReplyDeletebaca buruan, mbak. ngga akan nyesel kok bacanya. hehehe.. aku baca buku ini dalam beberapa jam aja karena ceritanya mengalir.
baca juga buku Rei Kimura yang "Catatan Ichiyo". dua-duanya bagus.