Saturday, October 27, 2012

Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta - Di Kaki Bukit Cibalak

Dua buku kecil kali ini menemani liburan singkat saya. Cukup kecil sehingga saya memutuskan untuk membaca mereka di kala mood membaca sedang naik-turun. Buku yang berjudul Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta karya Luis SepĂșlveda dan Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari, merupakan buku yang menarik.



Buku pertama, seperti judulnya, menceritakan seorang pria tua yang gemar membaca kisah cinta. Pak Tua itu bisa membaca tapi tidak bisa menulis. Begitu ia membaca buku tentang kisah cinta, ia seketika jatuh cinta. Jatuh cinta tapi menderita dan yang akhirnya bahagia. Buku-buku yang seperti itu yang ia cari. 

Tapi buku itu tidak juga sepenuhnya membicarakan Pak Tua dengan buku tentang cinta yang dibacanya. Di dalamnya, dikisahkan perjuangan melawan macan kumbang betina yang mengamuk dan mengancam keselamatan orang-orang di sekitar desa tempat Pak Tua tinggal. Dan ketika membaca buku ini, saya teringat dengan buku Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis.


Buku kedua berkisah tentang keteguhan hari seorang pria di desa Tangir bernama Pambudi. Bahkan pada saat itu korupsi sudah merajarela di pelosok desa. Sang lurah dengan seenaknya memupuk pundi uang dari hasil kerja keras warganya. Pambudi yang benci hal tersebut memutuskan keluar dari pekerjaannya di Balai Desa.

Selain tentang kasus yang populer bahkan sampai hari ini, dalam buku itu diceritakan pula bagaimana Pambudi termenung di malam hari memikirkan seorang wanita. Selain itu dikisahkan pula kepercayaan masyarakat pada hal-hal yang gaib.

Kalau diperhatikan, kedua judul buku ini begitu menarik jika dipertemukan: Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta di Kaki Bukit Cibalak. Hahaha...

No comments:

Post a Comment