Sunday, June 30, 2013

The Historian - Elizabeth Kostova

Buku ini berat, dalam arti kata sebenarnya. Hard cover dan isinya nyaris 800 halaman. Kertasnya pun bukan kertas ringan yang banyak digunakan buku zaman sekarang. Sepanjang saya membaca buku ini, saya tidak bisa berlama-lama mengangkatnya, berat :P

Tebalnya buku sebanding dengan pengalaman saya menjelajahi jejak-jejak Drakula bersama tokoh-tokoh di dalamnya. Ya, buku ini tentang Drakula, tidak saya sangka. Ketika membaca judulnya, saya kira akan berkisah tentang sosok sejarawan yang terkenal. Ternyata berkisah tentang sejarawan yang berkutat dengan Drakula.

Gambar sampulnya tidak menyenangkan buat saya. Setelah membacanya, saya langsung membalik buku tersebut karena tidak ingin mata itu memandang saya. Pun kertas pembatas buku yang juga bergambar yang sama. Hahaha...

Masih jadi pikiran saya, apakah benar Drakula memang masih ada, sampai sekarang. Buku ini benar-benar membuat saya ragu apakah Drakula hanya tokoh dongeng belaka atau memang sosok yang sampai sekarang masih ada. Tapi, tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Bisa saja.

Penceritaan dari berbagai sudut pandang. Jika kamu tidak teliti membacanya, akan kebingungan. Beberapa bagian tampak membosankan karena berisi narasi-narasi yang menurut saya tidak terlalu kuat, apalagi di bagian-bagian awal. Namun, seiring dekatnya tokoh utama pada jejak Drakula, buku ini pun semakin memanas.

Siapa sangka Drakula memilih mangsanya berdasarkan tingkat kecerdasan dan pengetahuannya berdasarkan buku. Kamu tidak tahu kan bahwa Drakula itu sangat suka pada buku dan memiliki perpustakaan pribadi yang mungkin paling lengkap di dunia?

Dan gara-gara buku ini, saya kembali membuka kardus-kardus buku (karena daerah rumah saya banjir, terpaksa mereka saya simpan dalam kardus-kardus dan diletakkan di loteng) untuk mencari buku Dracula karya Bram Stoker. Buku itu sering kali disebut dalam The Historian. Dan untungnya saya sudah punya buku Dracula hanya saja belum berminat membacanya.

Sering kali karena suatu buku, kita diantarkan bertemu dengan buku yang lain. Dan ini jadi kebiasaan yang menyenangkan.

Konser Batal. Lucu.

Dunia ini penuh dengan hal-hal yang lucu. Misalnya...

Beberapa minggu ini, kami, saya dan dua orang teman saya, sibuk memikirkan dan mengerjakan sesuatu. Kami yang pusing memikirkan hendak kerja apa (yah, intinya sih kami bekerja sebagai pencari kerja) yang sesuai dengan apa yang kami minati, memutuskan untuk membuka usaha. Salah satunya menjual barang di sebuah konser yang akan dilangsungkan Rabu, 3 Juli, besok.

Barang yang ingin dijual sudah siap. Kami sudah siap beraksi untuk Rabu besok. Anggaran dana sudah siap. Bahkan rencana kami setelah itu juga sudah siap. Kami pun berangan-angan hendak membeli beberapa barang pribadi jika nanti kami mendapatkan untung yang besar. Tapi, dunia ini lucu sekali. Konser tersebut dibatalkan.

Beberapa hari yang lalu ketika kami berkumpul, kami saling menyemangati dengan pikiran-pikiran positif. Dan yang terjadi adalah kemungkinan terburuk itu, konser batal. Saya tahu konser itu batal begitu terlambat karena seharian kemarin saya tidak berhubungan dengan dunia maya. Ketika tahu, betapa 'teriris' hati saya. Tapi kemudian saya tertawa. Bayangan-bayangan ketika kami berkumpul dan berceloteh kemarin muncul, dan buyar sudah semua dan tetap menjadi khayalan.

Kami tetap saling menyemangati. Salah satu teman saya berkata, ini layaknya kami naik mobil, mau ngegas tapi disuruh ngerem mendadak karena lampu lalu lintas berubah jadi merah dan layaknya jalanan yang banyak kerikil tajamnya.

Ya, saya rasa Tuhan penuh dengan rasa humor. Humornya menular pada kami sehingga kami akhirnya tertawa karena kejadian lucu ini.

Kami tetap yakin suatu saat kami akan berhasil. Kami hanya harus menunggu lampu lalu lintas berubah kembali menjadi hijau. Mungkin jalanan akan macet, tersendat, tapi pasti nanti ia akan lancar.

Selamat pagi. Penuhilah dirimu dengan hal-hal yang positif. Yakin. Berdoa dan berusaha. Langkah selanjutnya pasti akan ada hasilnya :)

Wednesday, June 26, 2013

26 Juni 2013

Pun di dunia ini awalnya tidak ada yang meminta. Tapi jalan di depan ternyata sudah dibentang, meski kita taktahu di mana ujungnya.

Selamat 25 tahun, Te. Selamat seperempat abad.

Semoga senantiasa menemukan hal yang baik dan diharapkan. Semoga semakin dewasa dan bijaksana. Semoga sehat dan dalam lindungan-Nya. Dan semoga selalu bahagia.

Selamat bertambah tua. Selamat menuju ke mana kakimu akan melangkah, nanti. Semoga diberkati.

Monday, June 24, 2013

Self Note

"Banyak hal yang gw rindukan tentang kosan. Ketika gw tinggal di kosan, gw bisa nangis sekenceng apa pun dan selama apa pun, sampai gw bosen, atau mata gw bengkak, atau sampe idung gw penuh sama ingus dan ngga bisa nafas.
Gw juga bisa mencak-mencak karena anak kosan yang lain berisiknya minta ampun atau bisa ikutan ngakak karena ketawa mereka yang aneh-aneh.
Paling ngga, ketika gw di sana, alis gw ngga tiap saat menyatu."


Friday, June 21, 2013

Hansel and Gretel Witch Hunter



Ketika kamu jadi dewasa, apakah kamu tidak percaya lagi pada dongeng? Bisa jadi. Lihat saja bagaimana orang dewasa mengubah konsep dongeng sekarang ini. Film Snow White and The Huntsman, Hansel and Gretel Witch Hunter, Jack The Giant Slayer bisa jadi contoh bagaimana orang dewasa melihat sebuah dongeng. Dan mungkin kamu pernah membaca novel dengan judul The Thirteenth Tale karya Vida Winter.

Karena saya baru saja menonton film Hansel and Gretel Witch Hunter, maka saya ingin membahasnya sekilas.

Sebenarnya saya tidak ingin menonton film-film atau membaca buku-buku yang diadaptasi dari sebuah dongeng. Saya bukan tipe orang yang ingin apa yang saya percayai diganggu gugat, namun rasa ingin tahu ternyata menang.

Film ini, Hansel and Gretel Witch Hunter, jelas ditujukan untuk orang dewasa. Penuh darah dan orang dewasa banget! Tokoh utamanya, Hansel dan Gretel, yang dalam dongeng adalah anak-anak, dibuat menjadi sosok orang dewasa dalam film ini. Mereka yang dulu diculik penyihir, malah menjadi pemburu penyihir.

Dengan jelas film ini membawa penonton dalam labirin yang mudah ditebak. Dengan cepat saya dapat mengetahui bahwa Mina adalah penyihir, juga Hansel dan Gretel adalah anak dari penyihir. Penggambarannya jelas sekali.

Seperti layaknya Harry Potter yang selamat dari serangan Voldemort karena kekuatan cinta ibunya, Hansel dan Gretel pun tidak mempan terhadap serangan penyihir hitam karena kekuatan ibunya yang mengalir dalam darah mereka. Konsep itu yang paling mudah diterapkan agar tokoh utamanya bisa menang. Toh film ini ingin dibuat happy ending.

Tokoh Hansel bahkan dibuat sangat berciri orang dewasa dan sangat maskulin. Pada suatu adegan digambarkan ia berciuman dengan Mina dan mungkin melakukan hubungan seksual karena scene itu tidak dimunculkan. Bahkan Hansel mengidap penyakit diabetes karena sewaktu dikurung oleh penyihir ia dipaksa memakan makanan yang manis.

Saya rasa penggambaran Hansel yang sakit diabetes ini adalah humor yang lucu. Siapa yang menyangka bahwa Hansel kecil akan terkena diabetes ketika nanti ia besar :D

Tapi jelas film ini tidak akan bisa lepas dari dongeng yang sudah saklek di pikiran kita. Penggambaran penyihir dalam film ini seperti yang selama ini digambarkan, bermuka jelek, berdagu lancip, dan berhidung panjang. Meskipun ada modifikasi pada beberapa penyihir, tetap saja konsep penyihir zaman dulu begitu kental.

Begitu juga dengan kendaraan penyihir dan bahan ramuan. Tetap menggunakan benda yang bisa terbang. Bukan sapu, tetapi batang pohon atau yang sejenisnya. Mungkin kalau pakai sapu terbang nanti penyihirnya disangka mau main quiditch kali yaaa :P Ramuan penyihir identik dengan kodok. Dalam film ini kodok pun digunakan.

Akan terlalu riskan jika banyak yang diubah. Penyihir yang bisa mati ketika ditembak atau dipanah saja sudah aneh menurut saya. Harus ada hal-hal yang tidak diubah karena perannya begitu penting untuk sebuah penggambaran.

Jadi, apakah memang ketika orang menjadi dewasa cara pandangnya tentang dongeng akan berubah? 


Thursday, June 20, 2013

G-Dragon, One of a Kind 16 Juni 2013


Merinding berkali-kali ketika melihat pendar light stick itu. Merinding berkali-kali ketika mendengar nama itu diteriakan. Saya bersama mereka, para VIP. Sangat senang. Sangat sangat sangat senang. Akhirnya saya bisa menonton dia dari dekat. G-Dragon (GD), satu-satunya orang yang bisa membuat saya seperti ini.

Minggu kemarin, 16 Juni 2013, saya menonton konser GD. Yang tidak tahu siapa itu GD, sila searching. Akhirnya saya bisa 'bertemu' dengannya, karena Oktober tahun lalu saya gagal dan menyesal tidak datang ke konser Bigbang di Jakarta.

Ini konser pertama saya. Sebelumnya tidak pernah saya datang ke konser-konser besar seperti ini. Niat saya sungguh luar biasa karena biasanya saya tidak akan tertarik dengan acara penuh orang seperti ini. GD menggerakan saya. Hahahaha...

Akhirnya saya bisa mengerti kenapa orang mengidolakan orang lain dan akan melakukan hal-hal yang tidak diduga untuk idolanya. Ternyata begitu rasanya berkumpul bersama orang-orang yang punya idola yang sama. Gila, gw lebay banget loh ini! Yah, maklum lah, ini kali pertama.

Sayangnya, sound system yang digunakan tidak cukup baik. Suara GD beradu dengan kerasnya suara musik. Ketika GD berbicara pun, tidak begitu jelas suaranya. Agak sebal, karena kapan lagi saya bisa mendengar suaranya langsung seperti kemarin.

Selain itu, ada penonton lain yang tidak bisa diatur. Ternyata memang banyak karakter di sana. Yang berdiri di dekat saya adalah penonton yang sibuk merekam penampilan GD, padahal oleh pihak panitia sudah dilarang. Saking asyiknya, tangannya sampai menghalangi pandangan saya. Saya tegur, eh dia marah. Loh, kok jadi aneh. Situ oke? Eh, gw emosi lagi :P

 Harapan saya, semoga suatu saat nanti saya bisa bertemu lagi dengan GD dengan jarak yang lebih dekat. Ahhh.. Saya jatuh cinta berkali-kali pada orang itu!

GD, saranghaeooooo <3


Saturday, June 15, 2013

Man of Steel

Sekian lama tidak menonton di bioskop rasanya telinga dan mata jadi aneh. Sengaja memilih film baru yang kira-kira menarik. Apalagi ada nama Christopher Nolan. Tapi sayangnya, film manusia super ini, Man of Steel, tidak masuk dalam rekomendasi film saya.

Banyak kata "jayus" yang saya katakan sepanjang menonton film ini. Padahal awalnya sudah menarik, sayangnya semua bisa ditebak dan pengambilan gambar ternyata pasaran.

Saya rasa film ini terlalu banyak menggunakan efek. Mungkin mengejar tayangan 3D-nya agar seru ditonton. Apalagi di akhir cerita. Waduh, mata saya harus menangkap semua hal yang bergerak-gerak.

Ketika Kal-El tahu bahwa ia berasal dari planet Krypton dan punya kekuatan yang tidak dimiliki manusia biasa, dia mulai belajar menggunakan kekuatannya. Berlatar di dataran tertutup salju dan gurun berpasir. Ingin memperlihatkan bahwa kecepatan terbangnya begitu dasyat sehingga bisa mengitari bumi dengan cepat.

Awal ia belajar terbang, ia tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Yang paling saya ingat adalah ketika Kal-El terjatuh menabrak pegunungan dan terbenam di tanah. Hmmm... Kalau di kartun mirip si Tom yang benyek di tanah lah.

Kamera meng-close up tanah yang berbelah. Seketika saya berpikir, kalau yang keluar tangan dahulu oh sungguh klasik sekali film ini. Dan tentu saja pikiran saya jadi kenyataan. Jemari Kal-El terjulur keluar dan mengepal memegang tanah. Sekilas saya pikir ia akan mengacungkan jempolnya, loh nanti malah mirip 2PM eh (salah fokus), Terminator lagi "I'll be back" :P

Begitu juga ketika Kal-El menyelamatkan Lois Lane, hampir di akhir film. Ketika itu Lois terjatuh dari pesawat yang membawa senjata. Secepat kilat Kal-El terbang dan menyelamatkannya. Lagi-lagi gambar yang diambil begitu klasik. Setelah sampai di tanah, mereka langsung berciuman. Tapi, memang ikon mereka seperti itu. Lihat saja di komiknya.


Lalu gambar di atas ini malah mengingatkan saya pada tokoh Thor dalam komik Marvel. Seingat saya, ikon Superman itu tangannya ketika ia terbang, tapi di film ini tangannya berkali memukul bumi.


Yang paling menyebalkan bagi saya adalah ternyata Zod matinya hanya begitu saja. Setelah banyak kali menghancurkan bangunan, hantam baku, terbang sana-sini, ternyata Zod mati di-"pretek" (bunyi) kepalanya. Kok iya jadi lucu.

Ketika dibawa ke setting tempat yang begitu berantakan, amburadul, dan hampir meyakinkan kerusakannya, saya ingin mengakhirinya dengan puas. Saya kira Zod akan mati meledak, atau memang ikut tersedot ke black hole, atau yang lainnya selain acara smack down itu.

Ah, belum tersedotnya Zod ke black hole saja sudah jadi pertanyaan bagi saya. Bagaimana bisa? Apa ada yang terlewat di mata saya?

Sayang sekali, rasa kecewa dan tidak puas yang tersisa setelah menonton film ini. Ia tidak masuk rekomendasi film versi saya meskipun di IMDb penonton lain menghargainya dengan poin 8.4.

NB: Superman udah bener make celananya :D

Wednesday, June 5, 2013

John Grisham

Sejujurnya saya lebih menikmati membaca novel terjemahan ketimbang buku anak bangsa sendiri. Mungkin ini soal perkenalan. Saya lebih dulu berkenalan dengan novel terjemahan. Bahkan ketika masuk Sastra Indonesia, hanya sedikit (sekali) buku-buku Indonesia yang saya ketahui. Masuk ke sana hanya bermodal saya suka baca. Toh saya percaya saya bisa beradaptasi dengan karya Indonesia.

Saat ini The Rainmaker-nya John Grisham sedang menemani. Dan Beliau salah seorang penulis yang saya kagumi. Grisham yang juga seorang pengacara ini mengangkat tema-tema hukum dalam bukunya. Saya jadi banyak belajar, yah meskipun pelajaran itu tidak melekat lama di kepala.

Bermula dari buku A Time to Kill. Saya langsung jatuh cinta pada John Grisham. Bertanya bagaimana ia bisa membuat buku seperti ini. Ah, kalau kalian tidak mau membacanya, buku ini sudah difilmkan. Sila lihat di sini. 

Sekadar info, ketika googling saya menemukan kalau ternyata The Rainmaker juga sudah difilmkan. Hahahaha...

Dulu sempat menganggap bahwa sosok pengacara adalah sosok yang keren. Menuntut, mempertahankan, membela, membantu orang-orang yang butuh perlindungan hukum. Namun seiring berjalannya dunia pertelevisian, sosok itu tidak lagi jadi keren bagi saya. Banyak orang yang mencemarkan profesi itu.

John Grisham adalah pengacara-penulis yang keren. Tokoh-tokoh pengacara dalam buku-bukunya pun banyak yang keren :P