Bisa jadi akhirnya
saya jatuh cinta pada penulis Ratih Kumala. Dua bukunya, Kronik Betawi
dan Gadis Kretek membawa saya pada pengalaman membaca yang berbeda. Ia
tidak terlalu serius tapi juga tidak cengeng. Tidak mengandai-andai dan juga
tidak berlebihan. Mengangkat kisah cinta sebagai fondasinya kemudian dilebur
bersama kekhasan suku tertentu. Gadis Kretek membawa kita pada aroma
kretek dari masa penjajahan Jepang sampai Indonesia menjadi modern seperti
sekarang. Bagaimana kretek menjadi suatu hal yang penting untuk kebutuhan
sehari-hari, menjadi sumber kekuasaan dan pertikaian, menjadi alat propaganda,
menjadi bukti cinta, dan menjadi hal yang menyedihkan.
Lalu saya berlanjut ke
buku Amba karya Laksmi Pamuntjak.
Keinginan menyelesaikan buku ini begitu tertatih-tatih. Bagi saya Amba terlalu “kering” dan energi yang
dikerahkan penulis tidak merata di setiap babnya. Saya begitu memaksakan diri
menyelesaikan buku ini, sampai-sampai terus melihat halaman, sudah di halaman
berapa saya membaca buku ini. Nyatanya ini bukan hanya dialami saya saja. Menurut
dua teman saya, mereka juga mengalami hal yang serupa.
Sekarang saya sedang
membaca Entrok karya Okky Madasari. Saya
belum bisa bercerita banyak tentang buku ini karena masih dibaca. Tapi sejauh
ini saya tidak mendapat gangguan yang berarti ketika membaca buku ini.
Tiga buku tentang
perempuan dan ditulis oleh perempuan ini saya baca dalam waktu yang berurutan. Sayangnya
sebelum membaca Entrok saya tergoda
oleh buku terjemahan, A Beautiful Lie karya
Irfan Master. Niatnya, di bulan ini saya hanya akan membaca buku (novel)
Indonesia yang ditulis oleh perempuan. Tidak ada alasan khusus, hanya tiba-tiba
saya ingin menyempatkan diri.
Jeng Yah bagi saya
bukan tokoh utama dalam Gadis Kretek.
Meskipun kisah tentangnya kuat, tapi ia bukan tokoh utama. Tokoh Amba dalam Amba membuat saya kecewa. Katanya ia
perempuan yang kuat. Apalagi cover buku
ini meyakinkan saya bahwa tokoh Amba adalah sosok yang kuat. Terlebih, ini
tentang 65. Sayangnya, kekuatan Amba akan luluh jika berhadapan dengan Bisma
dan seks. Kalau Entrok sih sejauh ini
baik-baik saja. Hahahaha…
No comments:
Post a Comment