Monday, March 19, 2012

Catatan 16 Maret 2012


Entah mengapa tiba-tiba malam ini saya berpikir tentang umur dan kedewasaan. Mungkin karena buku yang saya baca, mungkin pula karena film yang saya tonton, atau karena diskusi singkat dengan seorang teman. Semua menyangkut masalah umur dan kedewasaan.

Saya selalu yakin bahwa tidak semua orang yang semakin tua, semakin dewasa pula dirinya. Saya selalu yakin bahwa dewasa itu paksaan, bukan pilihan. Jika boleh memilih, mungkin banyak orang yang memilih menjadi anak-anak. Tapi toh hidup tidak selalu memberikan banyak pilihan.

Rasa-rasanya baru kemarin saya takut menghadapi umur 20. Saya masih ingat malam itu, 17 Februari 2008, saya bertanya pada seorang senior yang umurnya delapan tahun lebih tua, apa rasanya menjadi orang yang berumur 20. Reaksi pertama yang dia berikan adalah tawa. Saya rasa saya mengerti mengapa dia tertawa. Pertanyaan itu pasti pertanyaan konyol yang pernah didengarnya. Mungkin ketika ada seorang yang bertanya pertanyaan seperti itu pada saya, saya juga akan tertawa.

Lalu dia berkata bahwa hidup itu untuk dijalani. Tidak ada bedanya ketika kamu berumur 19 atau 20 tahun. Dan ternyata dia benar. Hanya perubahan angka, dari 1 menjadi 2, dan itu bukan perbedaan yang besar nyatanya.

Tidak semua hal yang ada di sekeliling kita harus berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Saya selalu mengingatkan diri saya bahwa saya tidak boleh menjadi senior yang dulu saya maki-maki karena tidak bisa mengerti apa yang saya dan teman-teman saya inginkan. Jika sekarang saya seperti mereka, apa bedanya saya dengan mereka yang dulu saya maki-maki. Setiap orang punya masanya. Dan tidak setiap masa dapat berjalan beriringan. Manusia toh diciptakan dengan isi kepala yang berbeda bukan? (Sumpah, ini sok dewasa banget!)

Yah, saya masih dalam tahap penjajakan pendewasaan. Saya masih berjiwa anak-anak, tapi saya kadang suka menjadi dewasa. Atau suka menjadi sok dewasa? Hahahaha...

Hmmm.. Pilihan yang paling menyenangkan mungkin menjadi dewasa tanpa melupakan sisi anak-anak :D

NB: Kata siapa galau itu cuma buat “ababil”? Ngga percaya? Liat aja isi lini masa Twitter, atau Facebook, atau media sosial kalian yang lain :P

No comments:

Post a Comment