Tuesday, March 13, 2012

Jody dan Anak Rusa - Marjorie Kinnan Rawlings



Judul: Jody dan Anak Rusa
Pengarang: Marjorie Kinnan Rawlings
Tebal: 504 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2011
The Yearling karya Marjorie Kinnan Rawlings memenangkan Pulitzer Prize pada tahun 1939. Judul buku ini kemudian diterjemahkan menjadi Jody dan Anak Rusa dalam bahasa Indonesia.

Ketika kita membaca buku ini, kita akan dibawa ke masa ketika rumah tidak terjamah teknologi, sistem keuangan masih mengenal barter, dan berkuda menjadi sarana transportasi yang utama. Kita dibawa menjelajah hutan-hutan dan dikenalkan pada kehidupan pertanian pada akhir tahun 1800-an di Florida.

Jody, 12 tahun, adalah anak laki-laki dari pasangan Baxter. Jody anak satu-satunya, anak yang bertahan setelah sekian banyak anak yang harus dikubur Pa dan Ma Jody di lahan pertaniannya. Kakak-kakak Jody yang lain tidak dapat bertahan. Ada yang keguguran, ada yang meninggal setelah beberapa hari menghirup udara kehidupan.

Karena kehilangan banyak anak, Ma Baxter menyayangi Jody dengan cara yang berbeda. Ia begitu keras pada Jody. Ia menutupi rasa sayangnya dengan tameng omelan-omelan tiap harinya. Berbeda dengan Pa. Pa begitu menyayangi Jody. Dengan sabar Pa mengajari banyak hal pada Jody. Dari baca-tulis sampai berburu. Dan berburulah yang menjadi pelajaran yang paling Jody nanti-nantikan.

Pertanian tempat mereka tinggal dinamai Pulau Baxter. Lahan itu dikelilingi hutan yang penuh dengan hewan-hewan liar, rakun, rusa, kucing hutan, macan kumbang, kalkun liar, serigala, beruang, dan sebagainya. Dari sanalah sumber makanan mereka dapatkan.

Tapi Pa Baxter bukan orang yang rakus. Ia seorang pemburu yang baik. Ia hanya memburu untuk makan, bukan untuk memuaskan hasrat seorang pemburu, seperti tetangganya, keluarga Forrester. Forrester begitu berbeda dengan Baxter. Badan mereka besar-besar, anak-anak yang dilahirkan banyak, kulit mereka lebih gelap, dan mereka rakus. Karena hidup mereka lebih mapan dibandingkan Forrester, mereka lebih banyak berburu karena kesenangan semata.

Hari-hari berburu adalah hari yang dinantikan oleh Jody. Dengan senapan tuanya, yang  bahkan ketika diletuskan bisa membuat tubuh kecil Jody terjungkal, ia belajar menjadi seorang pemburu kecil yang bijak. Begitu bangganya ketika pulang ke rumah Jody bisa membawa hasil buruan untuk makan mereka beberapa minggu ke depan.

Ada satu beruang yang menjadi musuh utama keluarga Baxter dan Forrester. Beruang itu diberi nama Slewfoot Tua. Slewfoot begitu meresahkan mereka karena sering kali mencuri hewan ternak. Ia begitu cerdas dibandingkan beruang-beruang lainnya sehingga menangkapnya memerlukan usaha yang lebih. Tapi ternyata Pa dan Jody mampu membunuhnya di malam Natal. Itu menjadikan kado yang begitu istimewa bagi mereka.

Pada suatu hari, babi-babi ternak Baxter tidak kunjung kembali ke lahan pertaniannya. Pa mengajak Jody untuk mencari babi-babi itu. Dengan dua anjing tangguhnya, Julia dan Rip, mereka pun mengikuti jejak-jejak babi itu. Ketika jalan mengarah ke pertanian Forrester, Pa yakin bahwa babi-babi mereka masuk ke perangkap yang dipasang keluarga Forrester. Tapi ada kejadian yang lebih penting dibandingkan mencari babi-babi yang hilang itu.

Pa digigit ular derik. Dengan ketenangan luar biasa, Pa menembak mati ular itu. Tapi bisa ular segera menjalar. Beruntunglah Pa. Ada seekor rusa betina dan anaknya takjauh dari tempat mereka. Pa menembak rusa betina dan menyuruh Jody mengambil hati rusa itu. Hati itu kemudian ditempelkan pada bekas gigitan. Paling tidak itu bisa mengobati, meskipun maut masih jelas menempel pada Pa.

Pa memberikan instruksi-instruksi pada Jody. Ia menyuruh Jody pergi ke pertanian Forrester dan minta tolong pada mereka. Segeralah Jody pergi ke sana dan minta bantuan. Ternyata tidak semua keluarga Forrester berhati buruk. Segeralah Buck dan Mill-wheel membantu Jody. Untungnya Pa dapat selamatkan.

Pikiran Jody sekarang hanya pada anak rusa itu. Jody membayangkan pasti anak rusa itu sedang kelaparan. Ia memohon pada Pa agar bisa memelihara anak rusa itu. Sudah lama ia ingin punya hewan peliharaan, agar ada yang dapat menemaninya bermain dan bercanda. Jody bilang sudah seharusnya mereka membalas budi pada rusa betina itu dengan cara merawat anaknya. Dengan persetujuan Pa, Jody pun mencari anak rusa itu.

Kehidupan Jody semakin berwarna dengan adanya anak rusa itu. Oleh sahabatnya, Fodder-wing, anak rusa itu diberi nama Flag. Fodder-wing adalah sahabat Jody dari keluarga Forrester. Fodder-wing anak paling kecil dan terlahir cacat. Kepribadiannya unik, ia begitu suka memelihara hewan-hewan liar. Karena itulah mereka bisa bersahabat baik. Sayangnya, penyakit Fodder-wing tidak dapat ditolong. Belum sempat Jody memperkenalkan anak rusanya pada Fodder-wing, ia sudah meninggal.

Flag tumbuh menjadi rusa jantan yang cantik. Jody sangat menyayangi Flag. Jody rela mengurangi porsi makannya dan tidak minum susu agar makanan dan susu itu dapat diberikan pada Flag. Flag menjadi teman cerita Jody yang paling menyenangkan. Ketika sedang beristirahat, takjarang Pa dan Ma melihat Jody sedang tidur di bawah pohon bersama Flag.

Tapi ternyata hewan liar tetaplah hewan liar. Semakin tumbuh dewasa, Flag tidak bisa diajari hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Flag sering kali membuat Ma marah, menjatuhi mangkuk-mangkuk berisi makanan, menginjak ubi yang sedang dijemur, dan yang menjadi puncak kemarahan Ma adalah ketika Flag memakan tunas jagung yang menjadi sumber makan keluarga kecil itu. Pa biasanya berada di pihak Jody, namun kali itu Pa tidak bisa membantunya.

Akhirnya diambil keputusan Jody harus membunuh Flag di hutan. Tapi, siapa yang bisa membunuh hewan peliharaannya yang telah disayanginnya dari kecil. Jody memutar otak untuk menyelamatkan Flag. Karena Jody tidak bisa membunuh Flag, dan Flag kemudian memakan tunas-tunas jagung lagi, Pa menyuruh Jody masuk ke kamar dan berbicara dengan Ma. Ternyata Pa menyuruh Ma untuk membunuh Flag. Jody merasa Pa mengkhianati Jody. Ia kabur dari rumah.

Dalam perjalanan kaburnya, Jody belajar banyak hal. Ia kelaparan. Ternyata rasa lapar rasanya seperti itu. Perutnya sakit dan ia berimajinasi duduk di meja makan dengan makanan yang hangat dan enak. Jody pun akhirnya mengerti mengapa tunas-tunas jagung itu begitu penting bagi Pa dan Ma. Setelah tiga hari, Jody kembali dan meminta maaf kepada Pa dan Ma.

Membaca buku ini menjadikan kita ikut merasakan bagaimana kehidupan sederhana keluarga Baxter. Hidup dari lahan pertanian dan berburu. Kehidupan yang mungkin tidak banyak lagi kenal oleh masyarakat modern masa sekarang. Dengan penggambaran yang detail, kita bisa membayangkan apa yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam buku ini. Rasanya begitu menyenangkan dapat berlari bersama Jody dan anak rusanya.

No comments:

Post a Comment