Sunday, December 4, 2011

Makrab Gelanggang 2011


Tahun ini awal tahun keenam saya di bangku kuliah. Saya masih menghadiri acara malam keakraban dengan status sebagai mahasiswa. Bertemu dengan wajah-wajah baru, yang makin lama makin sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Soal nama? Baru lima menit berkenalan pun kadang saya bisa lupa.

Rasanya semakin sedih melihat teman seangkatan saya yang datang makin berkurang. Kali ini saya dan tiga teman lainnya. Cukup kami berempat untuk mewakili 69 orang lainnya yang terdaftar tahun 2006. Rasanya waktu kami semakin sempit.

Acara pun tidak sepenuhnya bisa saya nikmati. Ini bukan kali pertama acara selalu dipenuhi dengan petikan gitar dan nyanyian-nyanyian. Dan ini bukan kali pertama saya tidak bisa menikmatinya. Tapi saya mencoba bertahan. Toh saya tahu mereka membuat acara seperti ini juga untuk saya dan teman-teman yang lainnya. Sebuah kewajiban yang akan selalu menjadi pertanyaan dan kritikan bagi banyak orang.

Perbedaan usia lima tahun ternyata begitu jauh. Saya merasa diri saya sudah jauh lebih tua dibanding tahun sebelumnya. Ini masa-masa mereka. Banyak sekali teman yang mengatakan ini. Tidak jarang pula saya bergumam, “Ini masa mereka”.

Baru lepas dari bangku SMA tidak menjadikan mereka keluar dari sifat-sifat masa remaja mereka. Masih suka bergerombol dengan teman yang punya hobi atau sifat yang sama. Masih butuh diakui di tempat yang baru mereka tempati. Saya dulu juga merasakannya. Entah sudah berapa ‘kelompok’ teman yang saya singgahi. Saya masih menjajaki. Namun, saya yakin ketika kelak mereka melihat dari sudut pandang yang sama dengan saya, mereka akan mengerti bahwa ternyata mereka akan muncul sebagai pribadi yang berbeda. Tidak lagi berkelompok karena wajah-wajah yang kita kenal mulai terbatas. Tidak ada pilihan. Rasanya kejam menjadikan sebuah pertemanan itu adalah pilihan, namun memang kenyataannya demikian bukan?

Menyenangkan bisa menghirup aura positif dan energi yang begitu meluap dari wajah-wajah baru tersebut. Menyenangkan bisa berkumpul bersama dari berbagai angkatan. Namun, tetap saja kami akan selalu terpisah berdasarkan tahun kami masuk. Rasa saling mengerti pun saya rasa makin lama akan semakin memudar. Saya masih belum bisa mencari cara yang tepat untuk melunturkan hal-hal yang sudah dibawa bertahun-tahun dari setiap generasi. Tapi hidup itu penuh dengan proses, saya yakin kelak sistem akan diperbaiki jauh lebih baik.

No comments:

Post a Comment