Thursday, December 15, 2011

Tembok, Sahabat Sederhana

Ada kalanya ketika saya ingin sekali bercerita tapi ternyata saya bingung harus bercerita kepada siapa. Akhirnya saya bercerita kepada tembok-tembok kamar saya. Dia adalah sahabat sederhana saya. Sahabat yang saya buat sendiri, yang paling dapat mengerti apa yang saya maksud.

Ada kalanya pula saya hanya ingin didengar, tidak ingin ditanggapi. Hanya sekadar meluapkan apa yang saya rasakan dan tembok adalah sahabat yang paling tepat pada masa-masa seperti itu.

Sering kali komentar dari seorang teman bukan menjadikan semangat bagi kita. Ketika kita sedih, kita dihibur. Tapi kadang kita malah merasa muak akan hiburan seperti itu. Ketika kita bahagia, teman juga turut bahagia. Tapi kadang kita egois karena tidak ingin membagikan kebahagiaan yang kita rasakan kepada siapa pun. Cobalah tembok kalau begitu.

Dengan kokohnya dia menjadi tempat sandaran untuk kita. Dengan sabarnya dia akan mendengarkan semua cerita yang keluar dari mulut kita. Dia tidak akan membantah, dia tidak akan menanggapi, dia akan tetap abadi dalam kebisuan benda mati. Setiap tembok adalah sahabat ideal bagi semua jenis pribadi.

Entah sudah berapa banyak kisah yang saya sampaikan pada tembok-tembok kamar saya. Setiap kisah, yang paling rahasia sekali pun akan abadi bersamanya, sampai kelak ia tinggal puing-puing yang terlupakan. Rahasia akan tetap menjadi rahasia.

Saya suka tembok kamar saya. Saya suka keheningan yang diciptakannya, membuat saya berpikir panjang akan setiap masalah yang saya hadapi. Dengan tembok saya rasanya dapat belajar menjadi bijaksana. Dengan kata lain, diri kita sendirilah yang menjadikan diri kita bijaksana.

Selamat hari Kamis. Semoga hari ini berwarna seperti permen-permen lolipop yang manis ^.^

No comments:

Post a Comment