Monday, April 16, 2012

-----------------

Kenyataan jauh lebih sakit dibandingkan imajinasi. Ketika ia yang tadinya hanya berani dibayangkan ternyata jadi nyata, dada ini serasa digerus. Halus. Berbekas. Sakit.

Bayang-bayang makin buyar. Memecah. Hilang.

Jejari yang ingin ditaut, semakin dingin dimakan sepi. Dan cita-cita semakin jauh terbang bersama abu pembakaran harapan.

Rasanya ingin menyalahi takdir. Rasanya ingin pergi menjadi sosok yang takdikenal. Rasanya ingin kabur ke ujung bumi, hidup hanya dengan angin dan awan putih di ujung senja.

Rasanya hidup bagaikan mimpi buruk. Tidak bisa bangun meski sekujur tubuh penuh biru tampar dan cubitan.


No comments:

Post a Comment