Wednesday, February 22, 2012

In Time



Bukan uang yang dibutuhkan di dunia itu, tapi waktu. Bisa jadi tepat kata sebuah pribahasa “Waktu adalah uang”. Setiap manusia mempunyai jam hidupnya masing-masing. Mereka dapat jelas melihat di lengan kiri masing-masing. Cahayanya hijau stabilo. Mereka pun bekerja, upahnya waktu bukan uang.

Konsep waktu hidup itulah yang diangkat dalam film In Time (2011). Tokoh utama film ini adalah Will Salas yang diperankan oleh Justin Timberlake. Will hidup bersama ibunya, Rachel (Olivia Wilde), yang hari itu genap berusia 50 tahun. Mereka hidup di daerah bernama Ghetto, tempat orang-orang miskin waktu.

Ketika berkunjung dalam sebuah bar, Will bertemu dengan Henry Hamilton. Henry memiliki sisa waktu hidup satu abad, waktu yang sangat banyak dan itu membuatnya menjadi orang terkaya di Ghetto. Will menasihati Henry agar segera pergi dari tempat itu karena banyak orang yang ingin mencuri waktunya. Benarlah, taklama kemudian masuk segerombolan pencuri waktu.

Will tidak menyangkan bahwa menyelamatkan Henry akan mengubah hidupnya. Percakapan singkat dengan Will membuat Henry sadar ia telah menyia-nyiakan hidupnya. Ia pun memberikan seluruh sisa hidupnya pada Will. Dengan detik-detik terakhir, Henry duduk di pinggir jembatan dan ‘deg’ jantungnya berhenti tepat ketika waktu menujukkan angka nol.


 Will memberikan waktu sepuluh tahun kepada sahabatnya, Borel (Johnny Galecki). Ia pun menunggu ibunya di tempat yang mereka sepakati. Tapi kesedihan ternyata menunggu Will. Ibunya tidak dapat membayar tarif bus. Tarif bus malam itu dua jam sedangkan waktunya hanya sisa satu setengah jam. Dengan berlari, Rachel menuju anaknya. Tapi waktunya habis, jantungnya pun berhenti berdetak.

Banyak orang yang mati kehabisan waktu karena tiap hari semua tarif naik. Pajak di mana-mana pun naik. Yang miskin akan cepat mati, sedangkan yang kaya akan hidup abadi. Termasuk Rachel, setelah melunasi beberapa hutang, malam itu ia kehabisan waktu. Bahkan untuk berlari pun tidak bisa tepat waktu.

Setelah kematian ibunya, Will memutuskan pindah ke New Grenich, tempat para orang kaya waktu. Ia ingin mencuri waktu orang-orang kaya itu. Will dendam karena orang-orang itu kaya di atas penderitaan banyak orang. Perjalanan ke sana pun memerlukan biaya waktu satu tahun.

Will tidak dapat beradaptasi dengan cepat. Di Ghetto semua berjalan cepat. Ia harus berlari jika tidak ingin kehabisan waktu. Namun di New Grenich, setiap orang punya banyak waktu. Segalanya berjalan lambat. Tidak usah lari terburu-buru, waktu mereka sangat banyak.

Ketergesaannya membuat ia diperhatikan oleh Sylvia Weis (Amanda Seyfried). Ternyata Sylvia merupakan anak dari Philippe Weis (Vincent Kartheiser), seorang pengusaha yang memiliki banyak sekali waktu. Will bertemu dengan Philippe di sebuah kasino dan menang banyak dari Philippe.

Di pihak lain ada Raymond Leon (Cillian Murphy), penjaga waktu yang mengejar Will. Raymond beranggapan bahwa Will telah mencuri waktu dari Henry. Ketika pesta di rumah Philippe, Raymond membekuk Will dan menyita waktunya hingga tersisa dua jam.

Will menculik Sylvia, membawanya kabur kembali ke Ghetto. Dalam perjalanannya mereka bertemu dengan pencuri waktu. Mencuri banyak dari Sylvia. Dan Will pun menyelamatkan hidupnya.

Singkat cerita, Sylvia sadar bahwa banyak orang yang sangat memerlukan waktu. Banyak yang hanya memiliki waktu untuk satu hari. Dan dalam satu hari pun mereka bisa melakukan banyak hal. Hal-hal itu tidak pernah ia temui dalam kehidupan mewahnya. Sylvia bahkan mencuri dari brankas ayahnya sendiri. Waktu sebanyak satu juta tahun. Dan waktu yang ia curi itu kemudian ia bagikan kepada orang-orang.

Sylvia hidup sebagai pencuri bersama Will. Mereka terus mencuri dan membagikan waktu kepada yang membutuhkan. Yah, kurang lebih seperti kisah Robbin Hood lah :P


No comments:

Post a Comment