Friday, August 12, 2011

Cerita 11 Agustus 2011

Kemarin hari yang panjang dan melelahkan. Padahal durasi hari kemarin masih sama, 24 jam.

Dimulai dengan kebodohan yang luar biasa. Saya dibangunkan pukul 08.30 oleh seorang teman. Lalu saya menyalakan keran bak mandi, persiapan mandi. Karena masih menunggu bak air, saya pun tidur-tiduran yang akhirnya jadi tidur sungguhan. Jam menunjukan pukul 10.00 dan bak mandi isinya sudah tumpah ruah ke mana-mana.

11 Agustus 2011, adalah hari bersejarah bagi beberapa teman yang beruntung. Mereka diwisuda. Karena saya janjian pergi ke wisudaan itu dengan teman, segeralah saya mandi. Rusuh. Barang-barang saya lempar, kamar saya yang berantakan makin jadi lebih berantakan. Setelah selesai, berangkatlah saya.

Miskomunikasi pun terjadi. Akibatnya, saya yang seharusnya naik damri jurusan Jatinangor-DU malah naik damri jurusan Jatinangor-Elang. Pintarnya, saya tahu saya salah naik damri, untuk memastikannya saya menanyakan itu ke perempuan yang duduk di sebelah saya.

S: Teh, ini damri ke DU kan yah?
T: Bukan, teh. Ini ke... Eee... (Dia masih mencari-cari jawaban)
S: Ke Elang?
T: Iya, ke Elang.
S: Wah, saya salah naik. Nuhun, Teh.

Saya hampiri sopir dan berkata, "Maaf, Pak. Saya salah naik." dan turunlah saya sambil tertawa-tawa dan mengatai diri sendiri "Bodoh! Bodoh! Hahahahaha...". Untungnya, damri berjalan tidak terlalu jauh, jadi saya masih bisa naik damri dengan jurusan yang benar.

Ketika menunggu damri yang di dalamnya sudah ada teman janjian saya, saya disapa oleh teman saya. Dia sepupu teman saya yang diwisuda saat itu.

ST: Fega, mau ke mana?
S: DU.
ST: Ke wisudaan?
S: Iya.
ST: Yuk bareng. Gw nyewa mobil.
S: Oiya? Wah, boleh-boleh.

Saya lupa kalau saya sudah janjian dengan teman saya.

S: Eh, tapi gw bareng temen. Gimana dong? Boleh diajak?
ST: Wah? Berapa orang?
S: Satu aja kok.
ST: Oh, oke kalo gitu.

Di saat yang sama saya panik karena damri itu sudah ada di dekat saya. Saya telepon teman saya yang ternyata dia juga sedang menelepon saya. Karena mungkin lebih dulu menelepon, berbunyilah hape saya.

TS: Fe, ayo naik!
S: Ngga, lo turun! Buruan!
TS: Ngga, Fe! Buruan lo naik!
S: Kaga, Cha! Lo turun! Cepet!
TS: Ih, buruan naik!
S: Lo turun! Pokoknya lo turun!

Dan akhirnya saya yang memenangkan seruan via hape itu. Turunlah teman saya dengan muka kebingungan. Saya pun tertawa dan menjelaskan. Berangkatlah kami.

Sepupu teman saya mengendarai mobilnya dengan kencang. "Ngga usah pake rem," katanya. Wow... Saya cuma komat-kamit di dalam hati. Tidak berapa lama teman memberi kabar bahwa yang diwisuda sudah keluar dari ruangan. Makin ketar-ketirlah kami.Pedal gas semakin dalam.

Akhirnya kami sampai dan tempat itu sudah mulai sepi. Tapi, mereka yang diwisuda masih bertahan menunggu saya dan teman saya. Kami masih bertemu untuk mengucapkan selamat dan untuk berfoto bersama (itu juga bagian yang sangat penting :P).

Untungnya saya datang terlambat sehingga tidak ikut dalam perjuangan memendam air mata sampai mata merah seperti yang terlihat pada beberapa mata teman saya. Saya senang akhirnya mereka diwisuda dan saya juga sedih karena saya belum juga diwisuda. Hahaha...

Sisa harinya, nantilah saya lanjutkan. Perjalanan masih setengah hari dan tulisan ini sudah cukup panjang.

Selamat kepada para sahabat dan teman-teman sekalian yang kemarin diwisuda. Semoga sukses dan berhasil.


No comments:

Post a Comment