Friday, July 29, 2011

Bersama Keponakan

Kemarin lusa saya bertemu dengan salah satu keponakan saya, Cikal namanya. Ibu Cikal teman sejurusan saya. Sejak kelahirannya, saya tidak pernah beruntung bertemu dengan Cikal, sampai kemarin. Umurnya sudah delapan bulan. Dengan mata yang besar dan pipi yang tembam, saya tidak bisa mengalihkan mata saya dari wajahnya. Terlebih ketika melihat ia tertawa dengan gelinya. Lucu. Lucu sekali.

Karena tidak ada tempat untuk bermalam, saya menawarkan kamar kosan saya. Dan di sinilah kami bertiga semalam.

Semalam saya tidak bisa tidur. Mungkin karena saya tidak terbiasa tidur bersama bayi yang ada di sebelah saya. Sedikit gerakan darinya saja bisa membuat saya membuka mata. Saya rasa saya takut dengan gerakan saya berguling-guling di kasur untuk mendapatkan posisi yang tepat ketika tidur dapat membangunkannya.

Beberapa kali Cikal menangis. Refleks tangan saya mengelus-elus punggungnya. Ibunya terlihat santai. Jelas, ia ibunya dan ia sudah tidur dengannya selama delapan bulan dan hampir sepuluh bulan menyedikan tempat di perutnya.

Saya pikir, mungkin ini yang terjadi pada setiap ibu yang baru memiliki bayi. Saya sendiri tidak berpikir untuk memiliki satu bayi pun. Saya terlalu takut untuk menjadi ibu yang salah. Oh, abaikan pernyataan saya ini :)

Pengalaman semalam menyenangkan sekali. Meskipun kurang tidur, ketika Cikal bangun rasa kantuk saya hilang. Saya dapat bermain dengan puas bersamanya. Saya mendapatkan tawa yang lebih banyak dan lebih lama darinya. Dan baunya itu memenuhi kamar saya.

Hal yang paling menarik dari Cikal adalah rasa ingin tahunya terhadap bunyi-bunyian. Ketika ia dinyanyikan sebuah lagu, atau saya mengetukkan tangan saya di meja, menggoyang-goyangkan tangan saya, matanya yang besar melihat dengan rasa ingin tahu. Lalu ia akan mulai tersenyum dan tertawa, memamerkan gusinya yang masih merah itu.

Peluk dan cium dari tante di sini buat Cikal :)

No comments:

Post a Comment