Saturday, July 30, 2011

Saving Fish From Drowning - Amy Tan


Setelah hampir dua minggu, akhirnya saya bisa menyelesaikan buku ini, Saving Fish From Drowning karya Amy Tan. Bukannya membosankan, tapi buku ini mengajak saya untuk lebih dalam menyelaminya. Ia banyak menceritakan tentang sejarah, sejarah Burma atau yang kita kenal juga dengan nama Myanmar.

Saya selalu suka dengan karya dari penulis yang memiliki dua atau lebih kebudayaan. Amy Tan sendiri setahu saya merupakan orang Cina yang besar di Amerika. Karya-karya dari penulis seperti ini lebih banyak diisi dengan hal-hal yang berhubungan dengan budaya.

Novel setebal 552 halaman ini berkisah tentang hilangnya sebelas wisatawan Amerika di Burma. Sosok pencerita adalah arwah Bibi Chen yang 'turut serta' dalam rombongan itu. Perjalanan itu telah direncanakan jauh hari sebelum Bibi Chen meninggal dan ia merupakan pemimpin rombongan tersebut. Menurut saya tidak ada klimaks atau antiklimas dalam novel ini. Semua datar. Tapi penggambarannya tidak membosankan karena saya selalu suka dengan sejarah dan budaya.

Sebelas wisatawan itu diculik oleh masyarakat asli Burma, suku Karen. Mereka juga menyebut dirinya Laskar Tuhan. Salah satu dari rombongan itu dipercaya merupakan Saudara Muda Berkulit Putih, Rupert. Mereka percaya bahwa Rupert akan menyelamatkan mereka, membuat mereka tidak terlihat, dan tidak bisa ditembus oleh peluru-peluru tentara militer yang mengincar mereka. Mereka korban dari rezim militer di Burma pada masa itu.

Saya tertarik dengan penjelasan mengenai kepercayaan-kepercayaan di Burma dan di Cina. Sebelum ke Burma, rombongan itu mengunjungi salah satu daerah di Cina. Mereka sangat menghormati tempat-tempat pemujaan, pagoda, stupa, dan sebagainya. Tidak hanya masyarakat setempat yang menghormatinya, wisatawan juga diharuskan menghormati tempat-tempat pemujaan itu.

Di akhir kisah, diceritakan bahwa rombongan wisatawan itu selamat. Mereka belajar banyak selama 'diculik' di Tempat Tak Bernama oleh suku Karen. Tidak hanya menguatkan satu dengan yang lainnya, mereka juga membantu suku Karen lepas dari jerat militer.

No comments:

Post a Comment