Friday, July 29, 2011

Ibu Penjaga Kosan

Karena koneksi modem yang tiba-tiba aneh sejak hari Rabu, saya tidak bisa mem-posting sebuah cerita yang ingin saya bagikan kepada kalian. Kali ini, koneksi modem cukup bersahabat. Baiklah...

Beberapa hari yang lalu saya bermain ke kosan teman yang letaknya tidak jauh dari kosan saya. Saya sering ke sana. Cukup tahu apa yang mesti diperbuat dengan keadaan di sekitar sana. Tapi, hari itu, saya baru mengalami kejadian yang sama sekali tidak pernah terjadi pada saya. Saya dan teman-teman saya dimarahi oleh ibu kosan itu. Hmmm... Begini ceritanya.

Abi, sebut saja begitu, sedang mengerjakan skripsinya dengan netbook-nya di lantai. Dari netbook-nya terdengar lagu-lagu yang lembut. Di sudut lain, di depan komputer, Abe, sebut saja begitu, sedang berselancar di dunia maya sambil mendengarkan lagu-lagu rock. Muncullah rasa jahil Abu, yah, sebut saja begitu, yang sedang duduk di kasur bersama saya. Dia mengambil gitar dan memainkan nada-nada yang campur aduk. Jadilah isi kamar itu suara-suara lagu yang tidak bisa diketahui alirannya.

Tidak berapa lama, muncul ibu kos di depan pintu. Dua-tiga detik berdiri, kemudian dia berkata (kurang lebihnya seperti ini), "Ibu dari tadi dengar suara gitar. Tolong ya, jangan main gitar lagi. Ibu ngga mau ada berisik-berisik suara gitar lagi. Lagian ini sudah mau magrib. Ibu sedang tidak enak badan. Tolong ya.". Dan berlalulah ibu kosan itu, tertinggalah rasa tidak nyaman dalam kamar yang kami berempat tempati.

Saya sudah sering mendengar bahwa ibu kosan itu memang tidak menyenangkan, dan akhirnya saya tahu seberapa tidak menyenangkannya ibu kosan itu. Kami berempat serentak tidak bisa berbicara. Lalu mulai mengeluarkan komentar dan (mungkin) menjelek-jelekan ibu kosan.

Saya aneh. Kalau memang ia ingin mencari ketenangan, kenapa tidak tinggal di kamar paling belakang yang pasti terjamin kesepiannya. Dan setahu telinga saya, suara gitar yang dihasilkan dari petikan tangan Abu tidak seberapa kencang. Lalu akhirnya saya juga tahu bahwa alasan 'ibu sedang tidak enak badan' itu memang sering diungkapkannya bila ia tidak ingin mendengar suara berisik. Alasan lain adalah 'anak ibu sedang tidak enak badan'.

Saya tidak tahu apakah benar ibu itu atau anaknya tidak enak badan atau memang hanya alasan yang ia buat saja. Saya hanya tidak suka cara ibu itu berbicara seolah-olah kami ini pengganggu besar yang terpaksa ia tampung di kosan yang dijaganya. Kalau ia membuat-buat alasan anaknya sedang tidak enak badan, sekejam apakah ibu itu hingga menjadikan anaknya sebagai tameng dari ketidakinginannya diganggu. Ckckckck...

Efek yang dihasilkan dari 'teguran' itu berlangsung lama, sampai akhirnya saya pulang. Suasana di kamar itu jadi tidak enak. Kami yang ingin bernyanyi atau tertawa keras-keras berusaha menjaga volume suara agar tidak mengganggu ibu penjaga kosan.

Saya hanya berharap semoga ibu kosan itu bosan dengan lingkungan kosan dan mencari rumah sendiri di daerah sepi dan tenang.

No comments:

Post a Comment